Berita Kota Yogya Hari Ini

Minyak Goreng di Yogyakarta Langka, Penjual Gorengan: Omzet Terjun Bebas, Sempat Tak Jualan

Sejumlah penjual gorengan di Yogyakarta merasa susah akibat minyak goreng langka sejak beberapa pekan lalu.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Miftahul Huda
Arbah sedang meniriskan gorengan yang akan dijual, Jumat (18/2/2022) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejumlah penjual gorengan di Yogyakarta merasa susah akibat minyak goreng langka sejak beberapa pekan lalu.

Kondisi itu masih dirasakan mereka sampai dengan sekarang.

Penjual keripik tempe bernama Suparyanti berkali-kali harus kecewa sebab setiap kali datang ke supermarket selalu saja kehabisan minyak goreng.

Sementara jika ia datang ke pasar, harganya masih tinggi dan itu pun hanya dapat 1 liter saja.

Baca juga: Jumlah Jenazah yang Dimakamkan dengan Protokol Covid-19 di Sleman Kembali Meningkat

Padahal perempuan akrab disapa Yanti itu butuh minyak goreng lebih dari 1 liter agar produksi tempe keringnya berlimpah.

"Di supermarket katanya ada yang murah, tapi begitu didatangi barangnya udah gak ada. Di pasar cuma dapat 2 liter, tapi kemarin cuma dapat 1 liter," katanya, dijumpai, Jumat (18/2/2022).

Dijelaskan olehnya harga minyak goreng di Pasar Tradisional sempat menembus Rp15.000 hingga Rp17.000 per liter.

Sementara di supermarket harga minyak goreng dibandrol Rp14.000 per satu liternya.

Untuk menyiasati kelangkaan minyak goreng itu, Yanti terpaksa mengurangi jumlah produksi keripik tempe digoreng dadakan yang ia jual.

"Biasanya saya mulai jam 13.00 sudah goreng sampai 5 kali. Tapi sekarang hanya dua kali. Ya karena minyak langka," kata dia.

Lebih jelasnya lagi, kondisi normal ia mampu menghabiskan 4 tempe premium seberat 1 Kilogram.

"Karena langka produksi dikurangi. Sekarang separuh lah dikurangi ya sekitar 200 potong," kata dia.

Dampak dari pengurangan produksi akibat minyak goreng yang langka, otomatis omzetnya pun menurun.

"Pendapatan jelas turun, sekitar 40 persen ada. Harapannya segera normal lagi lah," ujarnya.

penjual gorengan di Jalan Godean, Arbah mengeluhkan hal yang sama.

Ia merasa kesulitan untuk mencari minyak goreng sejak dua minggu yang lalu.

"Saya sampai nyari di empat toko di pasar itu gak ada," katanya.

Dia bahkan pernah tidak berjualan karena satu hari penuh hanya mencari minyak goreng.

Baca juga: Tambah 251 Kasus pada 18 Februari 2022, Kasus Covid-19 di Klaten Kini Tembus 1.161 Kasus Aktif

"Seharian hanya nyari minyak goreng gak ada, waktu habis akhirnya gak jualan," ungkap pria asal Tegal, Jawa Tengah.

Untuk menghemat minyak goreng , Arbah hanya akan menggoreng bahan olahan ketika ada pembeli.

Itu dilakukan agar minyak goreng yang terpakai tidak terlalu banyak.

"Siasatnya ya gorengnya pas ada pembeli. Adonan saya siapkan, kalau ada yang beli bahan saya goreng. Biasanya ya saya stok beberapa sudah digoreng banyak," jelasnya.

Keinginan Arbah sama dengan Yanti, yakni meminta kepada pemerintah agar harga dan ketersediaan minyak goreng kembali normal. (Hda)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved