Berita Kota Yogya Hari Ini
Harga Minyak Goreng Masih Melejit, Pemkot Yogyakarta Siapkan Operasi Pasar
Lonjakan harga minyak goreng di pasaran, disikapi Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta dengan menggulirkan operasi pasar yang sedianya
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Lonjakan harga minyak goreng di pasaran, disikapi Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta dengan menggulirkan operasi pasar yang sedianya bakal dipusatkan di tingkat kemantren secara merata.
Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan, Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Sri Riswanti mengatakan, operasi pasar tersebut merupakan upaya intervensi melalui Kementerian Perdagangan RI.
Dijelaskannya, saat ini banderol minyak goreng kemasan di pasaran kota pelajar sudah menyentuh Rp20 ribu per liter untuk merk Bimoli.
Baca juga: Efek Libur Nataru, PHRI Gunungkidul Sebut Peningkatan Pendapatan Terdongkrak 70 Persen
Sementara harga minyak goreng curah yang menjadi alternatif, berada di kisaran Rp18 ribu.
Padahal, sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang tertuang dalam Permendag, untuk minyak goreng kemasan sederhana, adalah Rp11 ribu per liter. Karena itu, tambah Riswanti, Operasi Pasar kini, menjadi keharusan.
"Jadi, ini untuk mengantisipasi harga minyak goreng yang sekarang masih tinggi. Kita bekerjasama dengan Kemendag dan Disperindag DIY, menggulirkan Operasi Pasar, dengan kuota 1.800 liter," ungkapnya, Rabu (12/1/2022).
Terkait teknis pelaksanaan operasi pasar, pihaknya bakal menggandeng kemantren yang memiliki pemahaman soal kondisi masyarakat di wilayahnya.
Selain itu, agar protokol kesehatan (prokes) tetap terjaga selama event.
"Nanti masyarakat yang ingin mengikuti operasi pasar bisa menghubungi masing-masing kemantren. Tetapi, untuk waktu pelaksanaannya, kita masih menunggu Provinsi, sekarang masih pendataan, ya," urai Riiswanti.
Baca juga: Didera Hujan Deras, Tebing Longsor di Kabupaten Magelang Akibatkan Satu Irigasi Tertutup
Ia pun tidak menampik, melonjaknya harga minyak goreng memberikan dampak negatif bagi warga masyarakat.
Baik penggunaan di kalangan rumah tangga, maupun pelaku UMKM, yang bergerak di sektor-sektor kuliner.
"Makanya, operasi pasar ini diharapkan bisa berkontribusi menstabilkan harga minyak goreng di pasaran, agar tidak memberatkan warga, UMKM," cetusnya. (aka)