Berita Kota Yogya Hari Ini

Rawan Terjangan Lahar Dingin, Warga di Bantaran Code Diminta Tingkatkan Kewaspadaan 

Pemkot Yogyakarta mewanti-wanti warga masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Code supaya meningkatkan kewaspadaannya.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Azka Ramadhan
Kepala BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat. 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mewanti-wanti warga masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Code supaya meningkatkan kewaspadaannya.

Sebab, seiring cuaca ekstrem yang dibarengi hujan berintensitas tinggi, potensi bencana dipastikan meningkat. 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Nur Hidayat, mengatakan, dari tiga sungai yang melintasi kota pelajar, Sungai Code merupakan yang paling rawan.

Pasalnya, arus lahar dingin dari hulu akan langsung menerjang jika terjadi lonjakan debit. 

Baca juga: Minimalisir Potensi Bencana Lahar Dingin, Pemkot Yogya Tata Permukiman di Kawasan Bantaran

"Karena lahar dingin lewatnya Boyong, dan mengalirnya ke Sungai Code. Nah, kalau Winongo, atau Gajahwong, itu kan hanya cabangnya saja," ujarnya, Kamis (9/12/2021). 

Dijelaskan Nur, BPBD telah mensiagakan personelnya di Posko Ngentak, Sleman, untuk memantau debit air di hulu Boyong.

Bukan tanpa alasan, ketika terjadi arus besar lahar dingin yang terdorong hujan lebat dari atas, tidak butuh waktu lama, luapan sampai Kota Yogyakarta

"Jadi, Pos Ngentak kita siagakan. Kalau di sana sudah 1,5 meter di atas permukaan sungai, sekira 30 menit saja sudah sampai ke kota itu, ya, luapannya," ungkapnya. 

Oleh sebab itu, Early Warning System (EWS) yang disiapkan untuk menginformasikan potensi bencana kepada warga di bantaran sungai, senantiasa dicek kesiapannya.

Nur pun menegaskan, saat ini, EWS yang terpasang di 16 titik, dipsastikan normal, dan berfungsi sempurna. 

Baca juga: Masuk Musim Penghujan, Pemkot Yogya Minta Warga di Bantaran Sungai Tingkatkan Kewaspadaan 

"Itu harus disiapkan, ya, karena kita sekarang menghadapi cuaca ekstrem, selain situasi Gunung Merapi, yang mulai bergerak terus mengeluarkan lahar. Efek dari Merapi itu kan pasti lahar dingin, seperti 2010 kemarin. Tapi, sampai sejauh ini, sudah kita cek 16 EWS normal," katanya. 

Di samping itu, ketahanan masyarakat kawasan bantaran sungai pun tidak luput dari perhatiannya.

Satu di antaranya, dengan mensiagakan personel Kampung Tangguh Bencana (KTB) di wilayah, yang ditunjang deretan peralatan mitigasi bencana oleh jajaran BPBD Kota Yogyakarta

"Setiap kampung sudah kita bikinkan jalur evakuasi. Sudah kita simulasikan bersama KTB juga, bagaimana kalau terjadi bencana, dan sebagainya. Jadi, insyaallah warga masyarakat di bantaran itu sudah siap siaga," tandasnya. 

"Setiap waktu, lewat EWS kita berikan peringatan juga. Peringatannya tidak hanya pas kejadian, tapi juga saat ada tanda-tanda terkait ancaman. Misalnya ada hujan deras di atas, atau puting beliung," imbuh Nur. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved