Berita Kota Yogya Hari Ini
Minimalisir Potensi Bencana Lahar Dingin, Pemkot Yogya Tata Permukiman di Kawasan Bantaran
Upaya penataan kawasan bantaran sungai terus dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, guna meminimalisir potensi bencana.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Upaya penataan kawasan bantaran sungai terus dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, guna meminimalisir potensi bencana.
Terutama, di tengah cuaca ekstrem, dibarengi pergerakan Gunung Merapi yang akhir-akhir ini semakin rutin memuntahkan laharnya.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta, Umi Akhsanti mengungkapkan, sejauh ini, talud memang menjadi garda terdepan dalam menanggulangi ancaman bencana lahar dingin di bantaran sungai.
Baca juga: Antisipasi Genangan Air Akibat Hujan Lebat, Pemkot Yogya Lakukan Penambahan SPAH
"Kalau di bantaran kan kita kita tidak memakai SAH (Saluran Air Hujan), tapi tanggul ya, atau talud, untuk mengantisipasi banjir lahar dingin, itu yang paling banyak di sepanjang bantaran Sungai Code," katanya Kamis (9/12/2021).
Akan tetapi, berdasar pengalaman beberapa tahun terakhir, pihaknya mengantisipasinya juga dengan menata kawasan pemukiman penduduk.
Menurutnya, langkah itu, terbukti cukup efektif agar rumah-rumah warga di bantaran tak terdampak lahar dingin yang terus mengancam.
"Lahar dingin dari hulu itu kan paling banyak ke Code, di daerah lintasan lahar dingin. Makanya, kita kerja sama juga dengan teman-teman (bidang) permukiman, untuk proses penataan di kawasan bantaran sungai," ujarnya.
Baca juga: Masuk Musim Penghujan, Pemkot Yogya Minta Warga di Bantaran Sungai Tingkatkan Kewaspadaan
"Jadi, kalau ada talud longsor, perbaikannya harus diikuti dengan penataan permukiman. Penataannya berupa rumah warga di sana harus mundur, dan diberikan jarak tiga meter dari talud, atau bibir sungainya, ya," lanjut Umi.
Selain penduduk di bantaran Code, ia mengimbau warga masyarakat yang tinggal di lingkungan yang dilintasi sungai-sungai kecil, agar meningkatkan kewaspadaannya.
Terlebih, beberapa di antaranya selama ini masuk di dalam daftar langganan banjir, ketika hujan lebat mendera.
"Misalnya Kali Manunggal, yang lewat tengah kampung, di Klitren itu. Sungainya kan pasti menyempit, karena di sana sudah banyak rumah. Jadi, memang harus diwaspadai, itu sudah langganan banjir juga," cetusnya. ( Tribunjogja.com )