Dinas Sosial DIY Akui Pendataan Transpuan Minim, Sulit Berikan Bantuan di Masa Pandemi

Dinas Sosial (Dinsos) DI Yogyakarta merasa kesulitan untuk mendapatkan data berapa banyak transpuan yang ada di Yogyakarta.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
istimewa
Transpuan sedang mencari nafkah dengan mengamen di kawasan Jalan Laksda Adisucipto 

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Rully Malay (61) yang merupakan pengurus LKS Kebaya.

Rully menjelaskan, setidaknya ada 11 kawan transpuan yang meninggal dunia di masa pandemi, meski bukan karena Covid-19.

Mereka meninggal karena tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar hidup, seperti makanan lantaran status ekonomi yang rentan. Ada juga sebagian yang memiliki penyakit komorbid, diperparah dengan kekurangan nutrisi.

“Pascapenerapan PSBB oleh pemerintah itu, ada transpuan yang bertahan di sini, ada yang pulang ke kampung. Mereka banyak yang tidak punya tabungan di hari tua,” kata Rully ditemui beberapa waktu lalu.

Dia mengibaratkan, teman transpuan akan mencari uang hari ini untuk makan hari ini juga. Caranya, dengan menjadi pengamen ataupun pekerja seks komersial (PSK).

“Maka dari itu, respons kami adalah mendirikan dapur umum di akhir tahun 2020. Darurat sekali pada waktu itu. Mereka tidak bisa bekerja, tak punya uang, tak punya beras. Kami pun bikin dapur umum agar mereka bisa hidup,” bebernya.

Dapur umum didirikan juga berasal dari uluran tangan masyarakat yang memiliki niat untuk membantu.

Keadaan semakin rumit tatkala kasus Covid-19 semakin menanjak di bulan Maret-Mei 2021. Rully pun sempat mengunggah permintaan bantuan di media sosial agar ada lebih banyak orang yang peduli

“Secara resmi, di bulan Juni 2021, ada lembaga donor yang menerima proposal kami. Kami pun segera membuat dapur umum di 9 titik di DIY. Dari kegiatan itu, menumbuhkan semangat setia kawan-kawan dalam situasi sulit,” tandasnya.

Menanggapi hal tersebut, Endang tidak tahu ada 11 transpuan yang meninggal. 

Data yang ia dapat, hanya ada 1 orang tiada karena komplikasi penyakit HIV/AIDS, bukan karena Covid-19.

Ia kemudian menekankan bahwa bantuan dari Dinsos harus sesuai dengan data yang diberikan oleh LKS yang menaungi transpuan tersebut.

“LKSnya pun harus jelas. Sudah terdaftar di Dinsos, ada AD ARTnya, ada pelayanan yang sesuai dengan regulasi. Saat ini, hanya ada Kebaya yang aktif berhubungan dengan kami,” tambahnya.

Tidak Punya KTP

Endang menyebutkan, administrasi lengkap adalah kunci penting untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved