Gusmen Heriadi Seniman asal Minang Gelar Pameran Tunggal 25 Tahun Berkarya di Yogyakarta
Seniman kontemporer Indonesia, Gusmen Heriadi menggelar pameran tunggalnya yang kesepuluh dalam karir berkeseniannya.
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Kurniatul Hidayah
“Saya sering memintanya membuat ilustrasi untuk halaman cerpen yang saya kelola,“ tulis Syofiardi yang berprofesi jurnalis dan menyukai karya sastra.
Baca juga: Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di DI Yogyakarta Hari Ini, Sabtu 6 November 2021
Ayah dan Ibu, tulis Syofiardi, bukanlah orang terpelajar dalam pengertian mengenyam sekolah formal. Mereka tidak tamat sekolah dasar. Keluarga besar Gusmen Heriadi juga tidak ada yang seniman. Ayahnya seorang tukang.
“Tetapi Ayah seseorang yang menghargai karya, meski dalam bentuk karya pertukangan. Ia tidak pernah menceritakan hasil pekerjaannya dari jumlah uang yang ia dapatkan, melainkan mengagumi bentuk dan kekuatannya. Ia tak kenal lelah dan juga tidak menyukai ada kekurangan pada ciptaanya. Terkadang ketika melihat Gusmen melukis, saya teringat Ayah mengerjakan pembuatan pintu rumah, meja, atau menghaluskan plester dinding. Mungkin dari situlah darah itu mengalir dengan medium yang berbeda: ketekunan, keinginan sempurna, dan tak kenal lelah,” tulisnya.
Gusmen Heriadi lahir di Pariaman, Sumatera Barat, 18 Agutus 1974. dia menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Padang Panjang, Sumatera Barat ( 1994) dan melanjutkan studi ke fakultas seni rupa , Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Dia tamat pada 2005.
Sejumlah penghargaan bergengsi yang dia raih antara lain “Best Works BAKABA #6 Sakato Art Community, Yogyakarta, Indonesia” 2017. “Special Appreciation of Jakarta Art Award, Indonesia” 2006. “CP BIENNALE Jakarta, Indonesia” 2003, “Finalist of Indofood Art Award, Indonesia” 2002. “Finalist of Philip Morris Art Award, Indonesia” 2000–1998, The Best Acrylic Painting, ISI Yogyakarta, Indonesia” 1997,”The Best Watercolor Painting, ISI Yogyakarta, Indonesia” 1996. (Mur)