Berita Kesehatan

Penyebab Telinga Berdengung atau Berdenging Tanpa Henti, Apakah Tanda Penyakit Serius?

Tinnitus biasanya muncul karena dipicu masalah menurunnya fungsi pendengaran, juga bisa dipicu akibat luka atau adanya masalah pada sistem sirkulasi

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
youtube
ilustrasi 

- Gangguan TMJ. Masalah dengan sendi temporomandibular, sendi di setiap sisi kepala di depan telinga Anda, tempat tulang rahang bawah bertemu dengan tengkorak, dapat menyebabkan tinitus.

- Cedera kepala atau cedera leher. Trauma kepala atau leher dapat memengaruhi telinga bagian dalam, saraf pendengaran, atau fungsi otak yang terkait dengan pendengaran.
Cedera semacam itu umumnya menyebabkan tinitus hanya di satu telinga.

- Neuroma akustik. Tumor non-kanker (jinak) ini berkembang di saraf kranial yang membentang dari otak ke telinga bagian dalam dan mengontrol keseimbangan serta pendengaran. Juga disebut schwannoma vestibular, kondisi ini umumnya menyebabkan tinitus hanya pada satu telinga.

- Disfungsi tuba eustachius. Dalam kondisi ini, saluran di telinga yang menghubungkan telinga tengah ke tenggorokan bagian atas tetap mengembang sepanjang waktu, yang bisa membuat telinga Anda terasa penuh. Kehilangan sejumlah besar berat badan, kehamilan dan terapi radiasi terkadang dapat menyebabkan jenis disfungsi ini.

- Kejang otot di telinga bagian dalam. Otot di telinga bagian dalam bisa menegang (spasme), yang bisa mengakibatkan tinitus, gangguan pendengaran, dan perasaan kenyang di telinga. Ini kadang-kadang terjadi tanpa alasan yang dapat dijelaskan, tetapi juga dapat disebabkan oleh penyakit neurologis, termasuk multiple sclerosis.

Pengobatan yang dapat menyebabkan tinitus

Sejumlah obat dapat menyebabkan atau memperburuk tinitus.

Umumnya, semakin tinggi dosis obat ini, tinitus semakin buruk.

Seringkali suara yang tidak diinginkan menghilang saat Anda berhenti menggunakan obat ini.

Obat yang diketahui menyebabkan atau memperburuk tinitus meliputi:

- Antibiotik, termasuk polimiksin B, eritromisin, vankomisin (Vancocin HCL, Firvanq) dan neomisin

- Obat kanker, termasuk methotrexate (Trexall) dan cisplatin

- Pil air (diuretik), seperti bumetanide (Bumex), asam ethacrynic (Edecrin) atau furosemide (Lasix)

- Obat kina yang digunakan untuk malaria atau kondisi kesehatan lainnya

- Antidepresan tertentu, yang dapat memperburuk tinitus

- Aspirin diminum dalam dosis tinggi yang tidak biasa, biasanya 12 atau lebih sehari. (*/Mayo Clinic)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved