Kabupaten Sleman
Maestro Seni Lukis Sidik Martowidjojo Suguhkan 18 Karya dalam Pameran Tunggal "Sidikscape"
Sebanyak 18 karya lukis ditampilkan dalam pameran "Sidikscape" di Galeri Pit Mabuk Art Venue.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Rumah di kawasan Caturtunggal, Depok, Sleman itu berwarna biru pekat.
Di antara dindingnya berderet 18 karya lukis.
Bentuk dan ukurannya beragam.
Lukisan - lukisan itu gambaran ekspresi batin dari R. Sidik W Martowidjojo, yang tak lain adalah pemilik rumah.
Ya, belum lama ini sang maestro menyulap rumahnya itu menjadi galeri dinamai "Pit Mabuk Art Venue".
Pria kelahiran Malang, Jawa Timur itu dikenal piawai dan kreatif.
Baca juga: Pameran Tunggal Iwan Suastika Reflection in Period, Perpaduan Masa Kini dan Imajinasi
Mampu menggabungkan realistik dan abstraksi.
Tak heran banyak karya Sidik tidak menampilkan bentuk secara jelas gambaran visualisasi tertentu dalam realitas sosial.
Namun masih menyisakan imajinasi tertentu. Ini yang membuatnya berbeda. Pameran tersebut mengambil tajuk "Sidikscape".
"Pak Sidik dulu terbiasa melukis dengan karakter landscape. Tapi ketika karya mulai berubah tidak sangat realistik dan cenderung abstraksi. Imajinasi tentang landscape khas-nya pak Sidik masih ada. Sehingga kemudian dinamakan sidikspace," kata Kurator Seni, Kuss Indarto, menjelaskan.
Karya yang ditampilkan di sana dibuat dalam rentang waktu 2001 hingga sekarang.
Dari deretan karya sang maestro, ada beberapa lukisan yang menarik perhatian.
Satu di antaranya, lukisan cukup besar di atas kertas berukuran 2x4 meter.
Judulnya air terbang.
Di dalam karya itu, Sidik menggambarkan bentang alam semesta beserta isinya.
Ada imajinasi tentang gunung - gunung, rimbun pepohonan dan air yang menjadi sumber kehidupan.
Baca juga: Pameran Tunggal Petek Sutrisno Teenage Fantasy Super Hero dan Harmoni dalam Mimpi Remaja
"Kehidupan alam semesta itu begitu indahnya. Dan apapun ada. Apakah kita mampu memelihara apa tidak," kata Sidik, ketika mengajak untuk melihat detail satu persatu karyanya.
Pria kelahiran 23 September 1937 ini banyak bercerita mengenai proses ekspresif dirinya menuangkan imajinasi dalam karya.
Menurut dia, banyak karya yang dibuat dalam waktu relatif cepat. Bahkan satu hari bisa selesai.
Kuncinya, kata dia, ketika melukis jangan merasa dirinya sebagai pelukis.
Karena perasaan itu akan menjadi beban.
Ia kemudian menunjukkan satu karya yang berukuran besar judulnya "Alam Luas".
Seperti judulnya, lukisan cat air di atas kertas khusus itu luas dengan panjang 151 cm x 6 meter.
Saking panjangnya, lukisan itu menghabiskan dua kertas yang disambung jadi satu.
Dalam lukisan itu, Sidik menggambarkan alam semesta dengan bentuknya yang tidak rata.
Berkat lukisan itu pada tahun 2018, Sidik diganjar penghargaan di Carrousel du Louvre Paris, Perancis.
"Melukis (alam luas) ini sehari jadi. Karena ini pakai cat air tidak bisa ditimpa," kata dia.
Baca juga: Pameran Seni Rupa Virtual Rima Rupa#1 : Ruang Ekspresi 17 Perupa Penyandang Disabilitas
Pameran tunggal Sidikacape nantinya akan dibuka secara virtual seiring dengan peresmian galeri pada 24 September mendatang.
Karya dari sang Maestro itu akan dipamerkan selama tiga bulan.
Pameran dapat dikunjungi secara virtual melalui channel YouTube Pit Mabuk Art Venue.
Namun yang berkenan berkunjung ke lokasi juga boleh.
Asalkan membuat janji temu terlebih dahulu.
Karya tersebut sebagian akan dijual apabila ada yang berminat namun dibanderol dengan harga cukup mahal.
"Harga karya seni itu relatif. Saya tidak akan jual murah. Harus mahal. Di atas seratus (juta)," kata Sidik, lalu terkekeh. ( Tribunjogja.com )