Kisah Warga Klaten Bikin Replika Alat Berat Karena Rumahnya Diterjang Jalan Tol Yogyakarta-Solo
Replika alat berat itu dipajang oleh Untung di persimpangan jalan raya Klaten-Ngupit, persisnya di depan gapura masuk Dukuh Jetis, Desa Gatak
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Seorang warga yang terdampak pembangunan proyek jalan tol Yogyakarta-Solo di Kabupaten Klaten memiliki cara unik dalam menyampaikan kesedihan lantaran tanah dan rumah miliknya ikut diterjang tol.
Warga itu bernama Untung Raharjo (47) dan warga RT 12 RW 05, Dukuh Jetis, Desa Gatak, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten.
Ia menyampaikan kesedihannya dengan membuat replika Stoom Walls atau alat berat yang terbuat dari bambu.
Replika alat berat itu dipajang oleh Untung di persimpangan jalan raya Klaten-Ngupit, persisnya di depan gapura masuk Dukuh Jetis, Desa Gatak.
Pantauan Tribun Jogja di lokasi, Senin (19/4/2021) sekitar pukul 13.00, replika alat berat itu terbuat dari bahan dasar bambu, besi dan pelat.
Replika itu dicat berwarna kuning dan bertuliskan selamat tinggal rumah kenangan pada satu sisi dan selamat datang jalan tol Jogja-Solo pada sisi lainnya.
"Stoom Walls ini sebagai penanda jika sebentar lagi rumah saya dan sejumlah rumah warga lainnya hingga sawah di dukuh ini akan digilas oleh pembangunan tol," ujar Untung saat berbincang dengan Tribun Jogja di rumahnya, Senin (19/4/2021).

Ia mengatakan, semangat pembuatan replika Stoom Walls itu murni hanya untuk mengingat jika rumah dan sawah milik warga di dukuh tempat tinggalnya akan diterjang proyek strategis nasional (PSN).
"Maksudnya sebagai pengingat saja, jika semua kenangan yang pernah ada di sini, sebentar lagi akan hilang," ucapnya.
Menurut Untung, pembuatan Stoom Walls tersebut ia kerjakan sendiri dalam waktu tiga bulan di rumahnya.
Adapun untuk biayanya, ia gunakan uang saku pribadi.
"Kalau dihitung-hitung ada sekitar Rp4 juta biayanya. Itu uang sendiri," ucapnya.
Baca juga: Intensifkan Razia Knalpot Blombongan, Polres Bantul Amankan 40 Kendaraan Setiap Bulan
Baca juga: Polres Klaten Bagi-bagi Takjil Gratis Sembari Kampanyekan Ketertiban Berlalu Lintas
Untung bercerita, jika pada awal dirinya membuat replika Stoom Walls itu, banyak warga kampung yang bertanya-tanya.
Namun, saat itu untung hanya menjawab mau bikin odong-odong.
"Setelah jadi replika ini, baru warga paham jika itu sebagai penanda," jelasnya.