Human Interest Story
Kisah Pemuda Klaten Otodidak Rakit Jam Tangan Kayu, Bisnisnya Moncer Diminati Jepang Hingga Afrika
Siapa menyangka jam tangan kayu yang dipakai oleh ratusan orang yang tersebar di sejumlah negara seperti Jepang, Prancis hingga Afrika Selatan berasal
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Kurniatul Hidayah
Diakui Afidha, pernah pada suatu masa, dirinya bertindak sebagai pembuat dan penjual.
Hal itu karena belum adanya karyawan yang bisa ia pekerjakan karena masih memproduksi secara rumahan.
"Itu berlangsung selama hampir setahun mulai tahun 2016 sampai 2017 seperti one man show gitu. Semuanya dari membuat, memfoto, ngadmin media sosial hingga menjual aku sendiri," katanya.
Ia mengatakan menjelang akhir tahun 2017, barulah ia bisa mulai merekrut karyawan satu persatu.
Saat ini, Eboni Watch, kata dia telah mampu mempekerjakan karyawan sebanyak 17 orang.
"Jumlah 17 orang itu hanya 8 orang yang berada di bagian produksi. Sisanya tim admin penjualan online," imbuhnya.
Baca juga: Tiga Tenaga Ahli Bupati Bantul era Suharsono Akan Mengundurkan Diri
Lanjutnya, 8 karyawan yang bekerja di bidang produksi itu bisa menghasilkan jam kayu hingga 1.200 unit per bulan.
Adapun untuk harga jual jam Eboni Watch, kata dia berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 1 jutaan.
"Saat ini kita sudah memiliki sekitar 35 model jam. Setiap tahun kita keluarkan minimal dua desain baru," ucapnya.
Disinggung terkait ke mana saja jam tangan kayu itu dijual, diakui Afidha sudah mencapai banyak negara.
"Untuk luar negeri, ada pembeli dari Jepang, Korea Selatan, Prancis, Amerika Serikat hingga Afrika Selatan. Kalau negara Asia Tenggara sudah semuanya," tandasnya. (Mur)