Mengintip Warna-Warni Anggrek Kebun Aisyah Hana di Bantul, Makin Digemari di Tengah Pandemi 

"Kalau bagi saya, di masa pandemi, anggrek ini seperti obat. Jadi orang selalu banyak tekanan, pikiran berat. Ketika datang ke kebun

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Ahmad Syarifudin
Narwati menunjukkan tanaman anggrek koleksi miliknya di Kebun Anggrek Jogja, Panggungharjo, Sewon, Bantul. 

Jika sudah masuk ke dalam pot bahkan bisa Rp 160 - 170 ribu per tanaman. 

"Kalau yang Spaci harganya beda lagi. Tergantung kondisi tanaman," terangnya. 

Baca juga: Bupati Sleman Minta Uang Ganti Untung Tol Digunakan untuk Membeli Tanah

Baca juga: PHRI DIY : PSTKM Berdampak Pada Turunnya Reservasi Hotel

Setiap hari, Narwati dibantu suami dan sejumlah pegawainya, merawat dan melayani pengunjung yang datang ke kebunnya di Glugo, Panggungharjo, Sewon, Bantul.

Menurutnya, merawat anggrek itu gampang-gampang susah.

Membutuhkan ketelitian.

Ada jenis anggrek yang menyukai air namun ketika terkena air terlalu banyak maka batang tanaman menjadi busuk. Daunnya menguning.

 "Karena itu, ketika hujan lebat, pastikan anggrek berada di tempat teduh," tutur dia. 

Lebih lanjut, Narwati mengungkapkan, sudah lebih dari belasan tahun menekuni hobi menanam anggrek.

Hingga saat ini, sudah memiliki ratusan atau mungkin bahkan ribuan tanaman anggrek.

Baginya, bisnis usaha anggrek berangkat dari hobi dan suka.

"Saya memang sudah sejak lama suka sama anggrek. Karena bunganya berwarna cerah. Jenisnya juga banyak. Berbeda dibanding bunga yang lain," ujar dia. (Rif)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved