TPST Piyungan Penuh

Empat Hari TPST Piyungan Ditutup, DLHK DIY Pastikan Besok TPST Piyungan Sudah Kembali Dibuka

Balai Pengelolaan Sampah TPST Piyungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memastikan Selasa (22/12/2020)

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Nanda Sagita Ginting
Suasana TPST Piyungan pada Jumat (18/12/2020). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Balai Pengelolaan Sampah TPST Piyungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memastikan Selasa (22/12/2020) besok TPST seluas 12,5 hektar itu bisa kembali menerima sampah kiriman.

Hal itu disampaikam Kepala Balai Pengelolaan Sampah TPST Piyungan, DLHK DIY Fauzan Umar saat dihubungi Tribun Jogja, Senin (21/12/2020).

Fauzan mengatakan, sampai hari ini petugas Balai Pengelolaan Sampah DLHK DIY masih meratakan tumpukan sampah yang sudah tiga hari terbengkalai akibat hujan deras mengguyur wilayah DIY tepatnya Jumat, (18/12/2020) lalu.

"Hari ini masih menyelesaikan urukan. Untuk sampah-sampah yang ada di Depo di Kota Yogya khususnya sudah bisa diangkut ke Piyungan besok," kata Fauzan.

Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Naik, Pemkab Bantul Larang Warga Gelar Perayaan Libur Natal dan Tahun Baru

Baca juga: Rencana BLT UMKM Diperpanjang hingga 2021, Berikut Penjelasan hingga Cara Mendapatkannya

Selama ini metode pengelolaan sampah di TPST tersebut yakni sampah kiriman dari depo di dorong ke tengah dermaga.

Kemudian sampah yang sudah rata tersebut diuruk dengan pasir atau tanah untuk digunakan jalur truk pengangkut sampah kiriman selanjutnya.

Sehingga saat musim hujan seperti saat ini, dipastikan tim pengelola sampah di TPST Piyungan kewalahan karena tidak dapat bekerja secara maksimal.

Sementara persoalan lainnya, Fauzan mengakui sistem drainase di TPST tersebut buruk lantaran tidak semua air limbah dari sampah tersebut bisa tertampung.

"Untuk antisipasi limbah air itu kan tetap saja kalau turun hujan airnya di atas sampah, kemudian keluar dari tumpukan sampah tapi model drainasenya itu di atas sampah, jadi tidak bisa 100 persen mengalir 100 persen. Dan bisa saja kemudian air limbah mengalir di bawah drainase," imbuh Fauzan.

Lebih lanjut dia mengatakan, untuk penanganan jangka panjang, Fauzan meminta agar Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi Sumber Daya Manusia (PUPESDM) untuk mendesain ulang model drainase yang kini digunakan.

Ia menegaskan, mestinya drainase bukan hanya fokus di dalam land fill saja melainkan Dinas PUPESDM juga memikirkan drainase yang di luar land fill, karena justru itu lah yang kini dipersoalkan warga sekitar TPST Piyungan.

Fauzan mempertanyakan untuk urusan drainase di luar dermaga TPST menjadi kewenangan mana, namun apabila itu menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten, sebaiknya hal itu turut diupayakan penanganannya.

Karena sebelum musim kemarau datang, persoalan sampah yang menumpuk dan air limbah yang mengalir tak baraturan akan mengganggu warga sekitar.

Selain itu Fauzan mengatakan TPST Piyungan tidak memiliki drainase alam yang bisa dimanfaatkan. 

"Topografinya kan tebing, sebetulnya itu bisa dimanfaatkan menjadi drainase alam. Cuma kan dimanfaatkan untuk penampungan semua. Sementara TPST Piyungan ini dikelilingi pemukiman warga, sehingga menjadi persoalan terus menerus," paparnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved