Komisi B DPRD DIY Minta UMKM Lengkapi Perizinan dan Go Digital
Wakil Ketua Komisi B DPRD DIY, RB Dwi Wahyu meminta kepada sejumlah pelaku UMKM di Yogya, untuk melengkapi persoalan perizinan
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wakil Ketua Komisi B DPRD DIY, RB Dwi Wahyu meminta kepada sejumlah pelaku UMKM di Yogya, untuk melengkapi persoalan perizinan dan melek teknologi digital.
Sebab, dua hal itu merupakan hal yang mutlak dipenuhi UMKM agar berkembang dan mendapat kepercayaan dari masyarakat.
"Perizinan ini memang masalah yang susah. Cukup banyak pelaku UMKM yang memasarkan produknya via daring tapi belum mempunyai izin," katanya dalam pelatihan UMKM yang digelar oleh PT Telkom bekerja sama dengan PT Trisakti Pilar Persada, Kamis (17/12/2020).
Politikus PDIP ini menyebut, izin bagi UMKM cukup banyak manfaatnya.
Baca juga: Komisi A DPRD DIY Ajak Evaluasi Terkait Strategi 7 Pitulungan di Awal Pandemi Covid-19
Baca juga: UPDATE Covid-19 17 Desember 2020 Hari Ini : Kasus Baru Bertambah 7.354, Total Kumulatif Jadi 634.508
Seperti saat penyaluran bantuan UMKM yang dilakukan oleh pemerintah pusat beberapa waktu lalu.
Cukup banyak UMKM yang gugur dan tidak mendapat bantuan karena persoalan izin.
"Di DIY kami akui bahwa UMKM ini memang menjadi sumber penopang perekonomian. Terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang. Semua sudah didorong untuk serba daring, tapi digitalisasi mesti pula diikuti oleh perizinan," imbuhnya.
Henri Setiawan Wyatno, Tribe Leader SMB Digitalization Telkom Indonesia mengatakan, Indonesia mengalami resesi yang cukup parah akibat pandemi Covid-19 dan mengakibatkan pengangguran yang menjamur dan kondisi lain yang semakin sulit.
Di masa seperti itu, tumpuan pada UMKM menjadi kian penting untuk menggerakkan perekonomian agar kembali bangkit dan berjalan seperti semula.
"Kementerian BUMN kemudian diminta untuk membangkitkan UMKM di masa pandemi dengan sistem digital. Sebab, masih banyak pelaku UMKM yang belum melek teknologi digital. Makanya kami harapkan pelatihan ini mampu menjadi penggerak," ucapnya.
Baca juga: Dorong Upaya Perlindungan Pekerja, Pemkot Yogya Tandatangani MoU dengan BPJS Ketenagakerjaan
Baca juga: Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, Suasana di Terminal Ir Soerkarno Klaten Masih Sepi
PT Telkom Indonesia juga menghadirkan produk aplikasi Bonum, Sakoo, dan Qren yang ditujukan untuk mendukung digitalisasi bisnis UMKM di Indonesia.
Bonum adalah aplikasi Point of Sales (kasir) yang sederhana dan mudah digunakan.
Fitur Bonum mencakup perhitungan transaksi penjualan, pengelolaan produk dan harga jual, pencetakan struk, laporan penjualan, struk digital/cetak struk, opsi pembayaran (cash/cashless), mendukung bisnis PPOB (payment point), pengelolan stock (inventory system) dan dapat diintegrasikan dengan EDC.
"Lewat aplikasi ini pelaku UMKM bisa membuka cabang di berbagai aplikasi hanya dengan satu platform saja jika sudah berkembang. Kami juga sudah anggarkan dana di kementerian untuk membeli produk-produk UMKM ini," pungkasnya. (jsf)