Warga Sumbermulyo Bantul Olah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Minyak (BBM)

Namun, bagi warga padukuhan Siten dan Plumbungan, Desa Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, sampah plastik justru bisa mendatangkan nilai

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
Tribunjogja/ Ahmad Syarifudin
Anggota DPR-RI, Gandung Pardiman, didampingi Penewu Lukas Sumanasa dan Lurah Ani, saat meninjau alat pengolah sampah plastik menjadi BBM di Dusun Siten, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Senin (7/12/2020) 

Anggota DPR-RI, Gandung Pardiman menilai, mesin konversi sampah plastik menjadi BBM tersebut memiliki multi-manfaat.

Yaitu dapat mengurangi beban sampah plastik yang dapat merusak lingkungan. Kemudian, dapat menghasilkan nilai ekonomis bagi masyarakat dengan BBM.

Karenanya, alat tersebut menurut dia perlu ditumbuh kembangkan.

"Kita ingin galakan bukan cuma disini, tetapi dilapisan masyarakat," ucapnya.

Pihaknya mengaku menyambut baik, upaya Universitas Janabrada yang sudah mengembangkan alat pengolah sampah plastik menjadi BBM.

Sebab, plastik menjadi sampah yang sulit terurai bagi tanah.

Dengan adanya alat tersebut dapat meringankan masyarakat.

Hal itu, selaras dengan salah satu pilar tri dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat.

Gandung mengaku mengapresiasi. Salah satu wujud nyatanya dengan memberikan bantuan dengan total Rp-100 juta.

Baca juga: UNIK, Warga Gunungkidul Berhasil Jadikan Limbah Kayu sebagai Media Lukis Bernilai Ekonomis

Baca juga: GIPI DIY : Kesiapan Prokes Industri Wisata Yogyakarta Pada Libur Akhir Tahun Capai 90 Persen

Masing-masing Rp 50 juta diberikan kepada Bank Sampah Gerbang Pilah dan Resik Becik.

Ke depan, politisi partai Golkar itu berharap agar alat tersebut tidak hanya ada di dua dusun, Plumbungan dan Siten saja.

Melainkan ada di-seluruh dusun di Bantul. Tujuannya untuk mengurangi beban sampah plastik dimasyarakat.

Bahkan, Gandung mengaku akan mengkaji dan diskusi, bagaimana alat tersebut bisa diterapkan di TPST Piyungan.

Tentunya dengan skala yang lebih besar.

Sebab, tempat pembuangan sampah terpadu di Piyungan menurutnya sudah hampir over kapasitas. 

Ia membayangkan, apabila bisa diterapkan dengan baik di TPST Piyungan maka disana bisa saja menjadi kilang minyak.

"Alat ini bagus sekali, akan kita kaji dan diskusi mendalam. Agar supaya mencari jalan keluar terbaik (di TPST Piyungan)," kata dia. (rif)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved