Kisah Inspiratif
Demi Bertemu Siswanya di Gunungkidul, Guru SD Asal Sleman Rela Menempuh 2 Jam Perjalanan
Mengabdi selama puluhan tahun sebagai guru membuat Jumidah tak banyak memikirkan berbagai kendala yang dihadapi.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
Apalagi lokasi SD Wonolagi terbilang jauh dari keramaian.
Jumidah sebelumnya juga pernah mengabdi di Ponjong selama 12 tahun, di mana menurutnya kondisi jalannya lebih "ngeri".
Untungnya, suami Jumidah selalu bersedia mengantarkan saat situasi tersebut.
"Ya anggap saja lagi jalan-jalan bareng suami, seperti pengantin baru lagi," kelakarnya sembari tertawa.
Mengabdi selama puluhan tahun sebagai guru membuat Jumidah tak banyak memikirkan berbagai kendala yang dihadapi.
Baginya yang terpenting bisa mengajar dan bertemu dengan anak-anak.
Hal itu pula yang ia rasakan saat mengajar di SD Wonolagi.
Meski pelajarnya sedikit, namun nenek dari dua cucu ini tetap menikmati profesinya tersebut.
Baca juga: Kisah Haru Perjuangan Guru Honorer di Kalimantan, 11 Tahun Berjalan Susuri Hutan demi Mengajar
Begitu pula saat pandemi COVID-19 seperti ini.
"Segala rasa capek langsung hilang pokoknya kalau sudah bertemu anak-anak," tutur Jumidah.
Ada pertemuan tentu ada pula perpisahan.
Puluhan tahun mengajar, Jumidah akan segera berhadapan dengan masa pensiun.
Ia mengatakan akan purna pada 2029 mendatang atau 9 tahun lagi.
Meski tampaknya lama, tentunya waktu itu tak akan terasa.
Saat sudah purna nanti, Jumidah menyatakan akan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, bersama keluarganya.
"Saya akan banyak membantu suami di rumah, sembari menikmati hari tua," ungkapnya. (Tribunjogja.com)