Status Siaga Gunung Merapi
Pemantauan Visual Gunung Merapi Sudah Manfaatkan Fotogrametri dan Satelit
Kini pengamatan visual juga dilakukan dengan menerapkan teknologi mutakhir seperti fotogrametri maupun teknologi penginderaan jauh melalui satelit.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Kekurangan dari metode InSAR adalah resolusi yang tidak terlalu tinggi sehingga agak sulit untuk mendapatkan resolusi orde sentimeter pada deformasi di gunung api.
Berbeda dengan metode EDM yang bisa mencapai orde milimeter meskipun hanya diukur dari 1 titik.
"Metode InSAR ini berguna jika ada suplai magma yang besar, sehingga orde deformasinya mampu terekam oleh satelit," jelas Agus.
Baca juga: BPPTKG : Pendakian ke Puncak Merapi Walaupun dengan Alasan Mitigasi Tidak Dibenarkan
Pendakian ke puncak tidak dibenarkan
Menyinggung tentang misi pendakian ke puncak Gunung Merapi, Agus menegaskan, metode visual sudah cukup memadai sehingga tidak diperlukan misi ke puncak yang sangat berbahaya.
"Kejadian kemarin, ada teman kita yang mendaki ke puncak, itu tidak bisa dibenarkan karena dapat membahayakan diri sendiri,” bebernya.
Hal ini diperkuat dengan kejadian pada Minggu (22/11/2020) lalu saat terjadi guguran dinding kawah di Lava 1954 yang disebut sebagai kejadian luar biasa karena volume yang runtuh cukup besar dan kejadian tersebut merubah morfologi puncak.
Agus sangat tidak menyarankan ada misi apa pun ke puncak Gunung Merapi meskipun dengan alasan mitigasi karena kondisi saat ini masih sangat berbahaya.
“Masyarakat untuk tetap tenang dan bersabar menghadapi aktivitas Gunung Merapi ini. Kita berikan waktu kepada Gunung Merapi untuk berekspresi karena selama ini sudah memberikan manfaat yang luar biasa kepada kita semua," tambah Agus. (TRIBUNJOGJA.COM)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/bpbd-di-yogyakarta-temukan-bangunan-baru-di-luar-peta-darurat.jpg)