Kesehatan

Mahasiswa UNY Kembangkan Obat Luka Bakar dari Daun Salam, Efektif Obati Luka Bakar Derajat I dan II

Mahasiswa UNY Kembangkan Obat Luka Bakar dari Daun Salam, Mampu Obati Luka Bakar Derajat I dan II

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Hari Susmayanti
Istimewa
Mahasiswa FMIPA UNY yang meneliti obat luka bakar dari daun salam, dari kiri ke kanan: Ariftania Madrin, Benedicta Ivana Gamellia, serta Derifasay Salsabilla. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus luka bakar wajar terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti terkena percikan minyak, knalpot sepeda motor, hingga setrika.

Peristiwa-peristiwa tersebut dapat menyebabkan luka bakar yang banyak dialami, yaitu luka bakar golongan derajat satu atau derajat dua. 

Pengobatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat ialah mengonsumsi obat seperti obat anti inflamasi nonsteroid, contohnya paracetamol, aspirin, antalgin, dan ibuprofen.

Selain itu, obat yang mengandung steroid, seperti Dexamethason. Namun, nyatanya obat ini memiliki efek samping, yaitu kecenderungan menginduksi ulser lambung atau usus yang terkadang disertai dengan anemia akibat kehilangan darah. 

Penggunaan obat steroid juga tidak terlepas dari efek samping, semisal hiperglikemia, osteoporosis, dan hipertensi.

Oleh karena itu, dibutuhkan pengobatan alternatif untuk melawan dan mengendalikan rasa nyeri serta peradangan dengan efek samping yang relatif lebih kecil.

Dari sini lah, mahasiswa Fakultas MIPA UNY berkreasi membuat obat untuk luka bakar dari bahan alami, yaitu daun salam (Sygyzium polyanthum). 

Mereka adalah Benedicta Ivana Gamellia dan Ariftania Madrin dari Program Studi Pendidikan Biologi serta Derifasay Salsabilla dari Program Studi Kimia.

Baca juga: GMedia Kembangkan Presensiku, Aplikasi Absen Sistem Pengenalan Wajah Lewat Smartphone

Baca juga: Tambahan 108 Kasus Baru Hari Ini, Gugus Tugas DIY Waspadai Penularan Covid-19 Saat Libur Akhir Tahun

Menurut Benedicta Ivana Gamellia, daun salam mengandung minyak atsiri (salamol dan eugenol), flavonoid (quercetin, quercitrin, myrcetindan myrcitrin), fenol, steroid, sitral, lakton, saponin, tannin, dan alkaloid.

Efek farmakologis pada senyawa flavonoid berperan dalam proses penyembuhan luka seperti antibakteri, antimikroba, antiinflamasi, antibiotik, dan melindungi pembuluh darah. 

“Daun salam dapat diolah menjadi sediaan dalam bentuk krim. Penggunaan krim sangat mudah dan praktis sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai alternatif pengobatan selain mengonsumsi obat oral,” ungkap Ivana.

Ia menjelaskan, penelitiannya dan teman-teman ini sempat mendapat pendanaan dari ajang pekan kreativitas mahasiswa (PKM) 2020. Namun, belum sampai pada tahap Pimnas. 

"Untuk produk itu belum terbuat karena berdasarkan aturan PKM yang diperbarui mengingat wabah Covid-19 kami tidak diperkenankan membuat produk berbeda dengan tahun sebelumnya," ungkap Ivana. 

Adapun yang sudah dilakukan Ivana dan tim setelah mendapat pendanaan adalah berupa kajian literatur ilmiah dan publikasi dalam seminar internasional ICRIEMS yang diadakan UNY pada September lalu. 

Ariftania Madrin menambahkan, krim daun salam ini digunakan untuk penyembuhan anti-inflamasi berupa luka bakar ringan seperti luka bakar derajat I dan II. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved