Bantul
Kembangkan Bakat, Warga Pesisir di Bantul Dilatih Membatik
Pelatihan membatik diharapkan dapat menjadi media positif pengembangan bakat, sehingga harapannya bisa menjadi sumber ekonomi kreatif bagi warga.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Puluhan anak-anak dan Ibu-ibu warga di pesisir selatan Bantul, tepatnya di Padukuhan Mancingan, Desa Parangtritis diberi pelatihan membatik oleh sahabat canting, di Gedung padepokan Betako Merpati Putih, Parangkusumo, Desa Parangtritis, Kretek, Bantul.
Melalui pelatihan tersebut diharapkan dapat menjadi media positif pengembangan bakat.
Sehingga harapannya bisa menjadi sumber ekonomi kreatif bagi warga.
"Kami sengaja mengambil lokasi di kawasan Parangkusumo, agar warga memiliki alternatif lain dalam pengembangan bakat selain berjualan aksesoris wisata, warung makan, hingga mengelola hiburan malam. Salah satunya adalah dengan membatik ini," kata pendiri sahabat canting, Yesinta Leila, saat penutupan kegiatan Pelatihan Batik Tulis Untuk warga Pesisir Parangkusumo, Rabu (18/11/2020).
Baca juga: Fakta-fakta Halte Sedekah di Bantul, Tempat Warga Berbagi Makanan Gratis untuk Sesama
Menurutnya, pelatihan batik tulis bagi anak-anak dan warga pesisir selatan Bantul itu sudah dilangsungkan selama dua pekan.
Dimulai sejak tanggal 5 - 18 November 2020.
Pelatihan diikuti oleh 20 anak-anak sekolah dan 20 ibu-ibu penggerak PKK.
Selama masa pelatihan, mereka diajari pengetahuan dan teknik cara membatik.
Bahkan, mereka juga langsung praktek bagaimana membuat batik tulis, batik cap, batik kontemporer hingga proses pewarnaannya.
Yesinta menyebut, setelah mendapatkan pelatihan selama 14 hari, peserta pelatihan sudah banyak yang pandai membatik dan berencana untuk mengembangkannya.
Baca juga: Ini Halte Sedekah di Bantul yang Menyediakan Makanan Gratis, Isi Semampunya dan Ambil Seperlunya
Ke depan, menurut dia, peserta yang berminat menekuni dunia batik, sahabat canting akan ikut mendampingi.
Baginya, kawasan pesisir selatan Bantul memiliki potensi yang luar biasa.
Sebab, merupakan kawasan wisata sehingga hasil membatik bisa langsung dipasarkan kepada wisatawan yang datang.
Sehingga, pakaian batik yang dijual di kawasan wisata Pantai Parangkusumo dan Parangtritis harapannya bukan diambil dari tempat lain.
"Tetapi yang dijual adalah batik karya warga lokal sendiri," harap Yesinta.
Menurutnya, selain di Bantul, pelatihan serupa juga digelar disejumlah daerah lain, seperti Gunungkidul, Sleman, Kota Yogyakarta, Magelang, hingga Boyolali.
Baca juga: Pasang-surut Produksi Peyek Kacang di Pelemadu Bantul
Seorang warga Mancingan, Desa Parangtritis yang ikut dalam pelatihan membatik, Supartilah mengaku senang mengikuti pelatihan.
Baginya, berlatih membatik merupakan hal baru.
Sebab, selama bertahan-tahun tinggal di Parangtritis baru kali ini ada pelatihan membatik.
Perempuan berusia 49 tahun ini mengatakan, di objek wisata Pantai Parangtritis sebenarnya banyak oleh-oleh baju batik tetapi kebanyakan didatangkan dari luar daerah.
"Kami bersama ibu-ibu PKK ke depan ingin mengembangkan pembuatan batik di sini," ucap Supartilah.
Dirinya berharap, nantinya membatik bisa menjadi pekerjaan alternatif bagi warga Desa Parangtritis selain pekerjaan bertani, nelayan, mengelola hiburan malam, maupun berdagang ditempat wisata. (TRIBUNJOGJA.COM)