Kisah Inspiratif

Cerita di Balik Laboratorium Berisi Ribuan Sampel Covid-19 di DIY

Di balik peningkatan kasus positif Covid-19 di DIY setiap hari, ada sosok wanita tangguh yang memastikan semua sampel virus diperiksa dengan benar.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Kepala BBTKLPP Yogyakarta Dr dr Irene MKM 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Di balik peningkatan kasus positif Covid-19 di DIY setiap hari, ada sosok wanita tangguh yang memastikan semua sampel virus diperiksa dengan benar.

Selain itu, dia juga menjadi wanita pertama yang tahu jumlah kasus positif setiap harinya, yakni Kepala BBTKLPP Yogyakarta Dr dr Irene MKM.

Berbincang mengenai Covid-19, memang tidak ada habisnya.

Tapi tak banyak yang tahu, bagaimana proses hingga suka duka mereka yang memegang kendali penting untuk membaca ribuan virus SARS-CoV-2 dalam kondisi hidup di laboratorium untuk bisa melaporkan hasil pasien yang positif hingga negatif.

Tribun Jogja mendapatkan kesempatan untuk duduk bersama Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta Dr dr Irene MKM yang berkenan membagi kisahnya mempimpin 30 staf di lab Bio Safety Level (BSL) 2 yang menjadi lab pertama di DIY untuk memeriksa sampel Covid-19.

BREAKING NEWS : Update Covid-19 di Gunungkidul 26 Juli 2020, Tambahan 4 Positif dan 4 Sembuh

Wanita yang sudah tiga tahun terakhir menjabat sebagai kepala tersebut, mengatakan BBTKLPP Yogyakarta menjadi satu-satunya lab yang memeriksa sampel Covid-19 di DIY dan sebagian Jateng yang buka setiap hari tanpa mengenal libur akhir pekan atau tanggal merah nasional sejak ditunjuk pada 17 Maret 2020.

"Staf kami bekerja 15 jam sehari dibagi dua shift. Jam kerja dimulai pukul 06.00 dan mereka pulang pukul 23.00-23.30 setiap harinya," ungkap Irene ketika ditemui di ruang kerjanya di BBTKLPP Yogyakarta Jalan Wiyoro belum lama ini.

Lebih lanjut, Irene menjelaskan ada tiga tim yang bekerja di lab Covid-19.

Tim pertama adalah pembongkaran aliquot dan coding.

Aliquot yakni mengambil sampel sesuai yang dibutuhkan lalu dilanjutkan pemberian nomor dan nama.

"Itu harus hati-hati sekali karena kalau nggak hati-hati sampel bisa ketuker dan akan ketuker dari awal sampai akhir. Selait itu juga dibutuhkan kemahiran pipeting untuk menakar kebutuhan berapa," ucapnya.

Selanjutnya tim kedua yakni bertugas melakukan ekstraksi memisahkan RNA virus.

Kemudian tim yang ketiga yakni tim PCR yang bertugas melakukan master mix, memberikan reagen PCR, dan membaca hasilnya.

Anggaran Penanganan COVID-19 Dimasukkan dalam APBD Perubahan Pemkot Yogyakarta

"Itu yang mereka lakukan jadi setiap tim butuh orangnya sendiri," tuturnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved