Kisah Putri Tukang Cukur Rambut asal Aceh yang Dilantik jadi Perwira Wanita Pertama Zeni Kowad
Kisah Putri Tukang Cukur Rambut asal Aceh yang Dilantik jadi Perwira Wanita Pertama Zeni Kowad
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Air mata Adian (57) berlinang saat melihat putrinya dilantik menjadi perwira remaja TNI AD.
Empat tahun lamanya, dan sekarang putri bungsunya, Desi Gebrina (23), sudah berdiri gagah di depan matanya, mengenakan seragam dan menjadi seorang perwira remaja.
Di sela-sela keriuhan Lapangan Sapta Marga pagi tadi, Adian memeluk putrinya dengan erat dan mengungkapkan kebanggaannya yang teramat besar.
Putri tukang cukur rambut dari Aceh itu telah resmi menjadi seorang perwira.
"Mama bangga sama Desi," kata Adian sembari mengusap air mata.
Desi langsung mencium tangan, mencium pipi dan memeluk ibundanya.
Desi Gebrina, kelahiran Aceh, 1 Desember 1997, adalah seorang perwira remaja yang baru saja dilantik oleh Presiden Jokowi, Selasa (14/7/2020) pagi tadi bersama 253 perwira remaja lain di Lapangan Sapta Marga Akademi Militer, Magelang.
Desi adalah putri keempat dari Adian (57) dan M Yahya (80).
Ayahnya seorang tukang pangkas rambut di Jalan Malahayati, Desa Neuheun, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.
Ibunya adalah ibu rumah tangga biasa. Meski berasal dari keluarga sederhana, ia berhasil lulus dan dilantik menjadi seorang perwira dengan pangkat Letnan Dua, Korps Zeni Kowad.
Adian pun bercerita tentang perjuangan Desi untuk menjadi seorang perwira.
Sejak kelas dua SMA, anak bungsunya memang sudah memiliki keinginan untuk menjadi perwira.
Terlahir dari keluarga sederhana, tak lantas membuat semangatnya surut. Ia terus berlatih dan belajar dengan keras.
Setiap hari bahkan selama bulan puasa, ia berlatih kemampuan fisik dengan pamannya. Pamannya seorang pelatih tinju.
• Jawaban Raffi Ahmad Dipinang Putri Maruf Amin Jadi Balon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan
• Selama Pandemi Virus Corona, Siswa SMPN 1 Bantul Terbitkan 10 Buku Cerpen Fiksi
Latihan keras hingga tubuhnya hampir tak sanggup lagi, tetapi tekadnya lebih besar.