Bantul

Wakil Rakyat Pertanyakan Pengalihan Anggaran Padat Karya di Bantul

Padahal, padat karya menurutnya dapat menjadi program untuk membuka lapangan kerja bagi warga desa yang kesulitan ekonomi akibat pandemi coronavirus d

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Bantul 

"Ini kan lucu. Warga desa sudah banyak menantikan padat karya. Bahkan lurah juga di oyak- oyak warga," ucap dia.

Refleksi Gempa 2006, BPBD Bantul Ajak Warga Tingkatkan Mitigasi Bencana

Sebelumnya, program padat karya di Kabupaten Bantul yang seharusnya mulai dikerjakan pada bulan Juni mendatang dipastikan tertunda.

Pasalnya, program yang bertujuan membuka lapangan kerja bagi keluarga miskin atau kurang mampu di desa itu anggarannya dialihkan untuk penanganan coronavirus disease atau Covid-19.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bantul, Helmi Jamharis mengatakan anggaran padat karya yang direfocusing untuk penanganan virus corona senilai Rp 12,9 miliar.

Awalnya, anggaran sebanyak itu akan dimanfaatkan untuk program padat karya sekitar 130 titik.

Masing-masing proyek senilai Rp 100 juta. Akan tetapi imbas pandemi, program yang sudah sempat disosialisasikan itu terpaksa urung dilaksanakan.

"Karena anggarannya kita refocusing untuk penanganan Covid-19" ucap Helmi.

Helmi menjelaskan, selain pos anggaran padat karya, Pemerintah Kabupaten Bantul juga melakukan refocusing terhadap belanja modal maupun belanja barang dan jasa lainnya. Seperti pembuatan jembatan, bantuan keuangan khusus (BKK) dan program pembangunan partisipasi masyarakat (P2MD) juga sebagian anggarannya telah dipangkas dan dialihkan.

Termasuk belanja Iuran untuk BPJS juga menurutnya dialihkan sebesar Rp 2 miliar.

Bupati Bantul Berikan Bantuan Sembako kepada Tukang Becak yang Terdampak Covid-19

Belanja modal yang masih dipertahankan agar tetap direalisasikan adalah pengaspalan.

Menurut Helmi, pengaspalan jalan sangat penting karena berkaitan dengan keselamatan pengguna jalan.

Mengingat angka korban meninggal dunia di Bumi Projotamansari akibat kecelakaan di jalan raya pada tahun 2019 menurutnya cukup tinggi.

Kurang lebih mencapai 141 Jiwa.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, anggaran untuk pengaspalan di Bantul masih tetap direalisasikan.

"Dengan harapan jalan yang memang rusak dan beresiko segera diperbaiki sehingga pengguna jalan nyaman memanfaatkan infrastruktur yang tersedia," ungkap dia.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved