Update Corona di DI Yogyakarta
Satu Pasien Positif Covid-19 di DIY Tak Jujur Sebabkan 57 Rekan Kerja Reaktif saat Jalani Rapid Test
Akibat seorang pasien positif covid-19 tak jujur, 57 karyawan lainnya menunjukkan hasil reaktif saat dilakukan rapid test.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji, mengatakan kasus pasien positif Covid-19 yang tidak jujur terhadap riwayat dan latar belakang identitasnya, kembali terulang.
Kejadian ini terjadi yakni pada seorang karyawan sebuah supermarket di wilayah Sleman, yang tidak jujur menyebutkan status pekerjaannya kepada dokter yang menangani, dan tetap bekerja setelah dinyatakan positif covid-19.
Akibatnya, 57 karyawan lainnya menunjukkan hasil reaktif saat dilakukan rapid test.
Menurut Aji, hal itu merupakan sebuah kesalahan besar.
"Tidak jujurnya kepada dokter kerja di mananya itu tidak boleh dilakukan oleh siapapun. Begitu diidentifikasi positif, maka yang bersangkutan harus mengatakan identitasnya, kerja di mana, interaksi langsung dan tak langsung dengan siapa saja, sudah periksa di mana. Kalau seseorang melakukan itu (tidak jujur), kesalahan besar karena Covid-19 rentan memaparkan ke orang lain," ungkapnya ditemui di Kepatihan, Rabu (6/4/2020) kemarin.
• Gugus Covid Sebut Transmisi Lokal Virus Corona Mulai Terjadi di Kota Yogyakarta
• Pemkab Sleman Siap Lakukan Tes Cepat Massal Pengunjung Supermarket
Akibat dari kesalahan fatal tersebut pun berbuntut panjang.
Aji mengatakan, dengan menyebutkan informasi yang tidak sesuai yakni mengatakan bahwa dirinya tidak bekerja, membuat pihak rumah sakit tidak bisa mengirimkan data ke Dinas Kesehatan, sehingga upaya tracing tidak dapat segera dilakukan.
"Kalau tidak cepat tracing akan menularkan ke lain. Kecuali dia tetep bekerja, tidak tahu kalau sudah positif. Kalau sudah terjadi hal seperti itu kita harus antisipasi, kita curigai semua ODP," bebernya.

Niatan pihak supermarket untuk melakukan rapid test kepada pengunjung yang datang pada rentang waktu tertentu, diapresiasi oleh Aji.
"Itu bagus karena nanti punya data pembeli bisa dari kartu kredit, CCTV, atau diumumkan siapa saja periode sekian (belanja) ke tempat tersebut bisa langsung lakukan isolasi diri kalau ada keluhan datang ke Puskesmas setempat," ucapnya.
Terkait ketersediaan rapid test, Aji mengatakan bahwa stok hingga kini masih mencukupi.
• Dinkes Gunungkidul Telusuri Warga Reaktif Rapid Test Asal Supermarket di Sleman
• Jumlah Kendaraan Pelat Luar DIY yang Akan Masuk Gunungkidul Meningkat
Distribusi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing kabupaten/kota.
"Kalau di kabupaten masih ada, kbisa dipakai dulu. Kita ada (stoknya), tapi distribusi sesuai kebutuhan," tuturnya.
Supermarket Ditutup