“Ngayomi lan Ngemong”, Sri Sultan HB X Dorong Keamanan Berbasis Warga di Srawung Agung
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan pentingnya keamanan berbasis warga saat membuka Srawung Agung Jaga Warga
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan pentingnya keamanan berbasis warga saat membuka Srawung Agung Jaga Warga di Halaman Mapolda DIY, Sleman, Jumat (21/11/2025).
Sultan mengatakan, keamanan sejati lahir dari keterlibatan masyarakat sebagai mitra strategis Polri, bukan semata perangkat teknologi atau aturan formal.
Dalam sambutannya, Sultan menjelaskan bahwa masyarakat Jawa sejak lama memegang falsafah
“Tata, Tentrem, Kerta, Raharja.”
Keteraturan yang dijalani dengan ketulusan akan melahirkan ketenteraman, yang kemudian menumbuhkan daya juang dan kesejahteraan lahir batin.
Falsafah ini selaras dengan adagium Latin salus populi suprema lex, yang menegaskan bahwa keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi.
“Melalui Apel Besar Jaga Warga hari ini, kita sesungguhnya tengah merawat amanat besar itu: mengukuhkan Yogyakarta sebagai ruang hidup bersama, di mana manunggaling warga lan pamong menjadi kekuatan moral dalam menjaga ketenteraman DIY,” ujar Sultan.
Sultan menekankan bahwa keamanan modern tidak bisa hanya disandarkan pada teknologi atau aturan formal, melainkan harus melibatkan warga secara aktif melalui pendekatan people-centered security, yang menempatkan masyarakat sebagai subjek dan mitra strategis Polri melalui empati, komunikasi dua arah, dan tanggung jawab bersama.
Sultan juga menyinggung peristiwa demonstrasi 29–30 Agustus lalu sebagai contoh keberhasilan pendekatan ini.
Yogyakarta mampu melewati situasi genting tanpa tindakan represif, melainkan melalui dialog, pendekatan kultural, dan sinergi antara Polri dan Jaga Warga.
“Gending Raja Manggala yang mengalun saat itu adalah penanda, bahwa di tengah kegelisahan, kita tetap menghormati para demonstran sebagai warga yang menyuarakan harapan. Dari sana kita belajar bahwa empati lebih ampuh daripada ledakan energi, dan budaya lebih menenangkan daripada represi,” ujarnya.
Srawung Agung Jaga Warga tahun ini diikuti 1.000 personel dari seluruh DIY, dengan rincian 180 orang dari Kota Yogyakarta, 440 orang dari Sleman, 260 orang dari Bantul, serta masing-masing 60 orang dari Kulon Progo dan Gunungkidul.
Kegiatan ini menjadi forum konsolidasi jejaring keamanan berbasis masyarakat sekaligus memperkuat komitmen menjaga ketenteraman lingkungan.
Selain apel besar, agenda kegiatan mencakup penyerahan simbolis Rompi Jaga Warga kepada perwakilan masing-masing wilayah kepolisian.
Dari Polresta Yogyakarta, rompi diterima Eko Triono dan Widadi; Polresta Sleman, Anwar Sudrajat dan Yacob Irawan; Polres Bantul, Subarno dan Mustofa; Polres Kulon Progo, Magi dan Tustiyanti; serta Polres Gunungkidul, Ari Iswanto dan Mugi Raharjo.
Baca juga: Warga di Kota Ini Tak Bisa Nikmati Hangatnya Matahari Selama Dua Bulan Kedepan, Ini Penyebabnya
Sultan menekankan bahwa rompi tersebut bukan sekadar simbol, melainkan tanda keteduhan dan pengakuan atas peran aktif warga dalam menjaga keamanan sosial.
| Seribu Jaga Warga DIY Berkumpul di Srawung Agung, Ini Komitmennya |
|
|---|
| Pemkab Bantul dan Polda DIY Sinergi Lakukan Penataan Terpadu Pantai Parangtritis, Apa Itu? |
|
|---|
| Astra Motor Yogyakarta Bersama Ditlantas Polda DIY Kampanyekan Anti Knalpot Brong dan Balap Liar |
|
|---|
| Buntut Dugaan Pembacokan di Kantor Polsek Depok Timur, Orangtua Korban Lapor Ke Polda DIY |
|
|---|
| Momen Pertemuan Prabowo-Sultan HB X, Semobil dan Begitu Akrab, Diselingi Candaan |
|
|---|
