Kulon Progo

Perekonomian Warga Temon Menggeliat, Muncul Indekos hingga Persewaan Sepeda Motor

Aktivitas perekonomian di Kecamatan Temon mulai bergerak menggeliat seiring pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di wilayah tersebut.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Singgih Wahyu
sejumlah kendaraan tampak melintas di depan area pintu masuk kawasan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Temon, Kulon Progo, Selasa (3/12/2019). 

"Uang ganti rugi itu yang buat bangun rumah dan kos-kosan ini, ngga ngutang ke bank. Sebagian uang itu dibelikan tanah lagi dan ada yang didepositokan untuk anak. Kami juga buka usaha sarang burung walet di Sumatera Selatan,"kata Ismawati.

Tak hanya Ismawati yang membikin rumah indekos di wilayah tersebut.

Setidaknya, ada 8-9 buah rumah kos lainnya yang muncul dengan jumlah kamar biasanya melebihi lima unit.

Kebanyakan kamar-kamar tersebut dihuni oleh pekerja proyek bandara.

Pemandangan hampir serupa juga terlihat di hampir semua desa lainnya di Temon meski jumlahnya beragam.

PT Angkasa Pura 1 Yogyakarta Pastikan 156 Flight Domestik Akan Dipindah ke YIA Januari 2020

Dukuh Palihan I, Desa Palihan, Suradi mengatakan di wilayahnya ada sekitar 10 warga yang membuka rumah kontrakan ataupun indekos, termasuk dirinya sendiri.

Rata-rata tiap rumahnya memiliki 4-5 kamar yang disewakan dengan tarif Rp500.000-1.200.000 per bulan.

Beberapa di antaranya merupakan bangunan baru sedangkan lainnya memanfaatkan ruang sisa dari rumah yang sudah ada.

Menurutnya, banyak warga mulai membuka usaha rumah indekos dan kontrakan sejak dimulainya masa konstruksi fisik Bandara YIA di mana saat itu ada ribuan pekerja yang terlibat.

Mereka bukan hanya dari lingkungan warga sekitar tapi juga pekerja dari luar daerah sehingga memerlukan penginapan.

"Jumlah permintaan rumah kos langsung padat dan semua warga bikin kamar. Tapi, sejak Lebaran kemarin sudah mulai sepi karena jumlah pekerja di proyeknya sekarang kan menurun. Subkontraktor pekerjaannya semakin sedikit. Mungkin ke depan masih bisa bertambah lagi,"kata Suradi.

BMKG Akan Pasang 5 Sensor di Bandara YIA

Selain rumah indekos, warga juga melihat peluang bisnis dari kebutuhan mobilitas para pekerja proyek bandara yakni dengan menyewakan sepeda motor.

Karena sebagian pekerja berasal dari luar daerah, mereka memilih menyewa kendaraan untuk hilir mudiknya di perantauan ketimbang membawa sendiri dari daerah asalnya.

Suradi mengatakan, dirinya saat ini memiliki dua unit sepeda motor yang disewakan sedangkan tetanggannya yang lain ada yang memiliki 6-10 unit sepeda motor.

Ia membeli sepeda motor matik itu dalam kondisi bekas pakai lalu disewakan senilai Rp750.000 per bulan.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved