Kulon Progo
Perekonomian Warga Temon Menggeliat, Muncul Indekos hingga Persewaan Sepeda Motor
Aktivitas perekonomian di Kecamatan Temon mulai bergerak menggeliat seiring pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di wilayah tersebut.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Aktivitas perekonomian di Kecamatan Temon mulai bergerak menggeliat seiring pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di wilayah tersebut.
Banyak warga yang sudah memanfaatkan peluang usaha dari adanya megaproyek tersebut.
Pantauan Tribunjogja.com, ruang-ruang usaha semakin banyak bermunculan di sekitar jalan nasional Yogya-Purworejo sepanjang wilayah Temon.
Terutama kedai makan serta restoran, layanan binatu hingga rumah kontrakan atau indekos.
Aktivitas usaha ini bisa terlihat secara kasat mata di wilayah-wilayah desa sekitar kawasan Bandara YIA.
• Bandara YIA Siap Sambut Musim Libur Nataru
Rumah kos, satu di antaranya, dipandang warga sebagai sebuah cara berinvestasi di bidang properti yang cukup prospektif dan bersifat jangka panjang seiring kebutuhan pekerja dan pegawai bandara terhadap penginapan.
Ismawati (35), warga Pedukuhan Weton, Desa Kebonrejo adalah satu dari beberapa pelaku usaha tersebut.
Ia kini memiliki 26 buah kamar indekos di rumahnya dan cukup laris disewa para pekerja proyek pembangunan Bandara YIA.
Lokasi rumahnya memang cukup strategis yakni di kawasan depan pintu gerbang utama bandara tersebut, berhadapan langsung dengan nasional.
Ia sudah menjalankan usaha tersebut sejak 2018 lalu ketika proyek pembangunan fisik bandara baru saja mulai dengan membikin sebagian area di ruang dapurnya menjadi beberapa sekat kamar.
"Ini hanya kebetulan saja, memanfaatkan area dapur rumah yang dirasa terlalu besar lalu dibikin kamar. Awalnya kami juga sempat ragu, siapa nanti yang mau menempati. Alhamdulillah, sekarang penuh terisi terus," kata Ismawati, Selasa (3/12/2019).
Soal tarif, Ismawati mengenakan biaya huni per kamar ukuran 3x4 meter sebesar Rp900.000-1.000.000, tergantung fasilitasnya.
Kamar yang dilengkapi dengan area dapur serta memiliki kasur pegas (spring bed) tentu bertarif lebih mahal meski semuanya terdapat kamar mandi pribadi.
• Sultan Ingin Pertahankan Pertumbuhan Ekonomi di DIY Setelah YIA Selesai
Untuk membangun rumah kos tersebut, termasuk merenovasi rumah, Ismawati menghabiskan dana sekitar Rp1 miliar yang diambilkan dari hasil kompensasi pembebasan lahan sawah miliknya untuk pembangunan Bandara YIA.
Saat itu, sawah miliknya dengan luasan sekitar 3.000 meter persegi terkena pembebasan lahan dan ia mendapatkan ganti rugi sebesar sekitar Rp2 miliar.