Kasus Ular-ular Masuk Rumah di Denpasar Bali, Pemelihara Ular Ini Ungkap Penyebabnya

sejumlah rumah di wilayah Denpasar ditemukan kasus ular masuk ke dalam rumah. Tak cuma sekali dua kali, ada kasus pada satu semalam

Editor: Iwan Al Khasni
Kolase Tribunbali | BPBD Denpasar
Sebulan terakhir sejumlah rumah di wilayah Denpasar ditemukan kasus ular masuk ke dalam rumah. Tak cuma sekali dua kali, ada kasus pada satu semalam, bisa ada lebih dari dua kejadian ular masuk ke rumah. 

Kesukaannya pada ular dikarenakan sang ayah juga menyukai ular.

Saat dirinya kecil, sering melihat sang ayah menangkap ular dari alam liar dan dipelihara.

Tak hanya sang ayah, ibunya sendiri juga suka bermain dengan ular, sehingga otomatis dukungan dari keluarganya pun sangat bagus untuk meneruskan kegemarannya ini.

“Bapak memang seneng melihara, tapi ular-ular liar yang ditangkap. Sekarang lebih memperdalam lagi sampai sekarang masih lebih ke ternaknya dan juga untuk edukasi.

Ini juga karena faktor keluarga ikut mendulung sehingga tidak ada kendala,” katanya.

Melihat kegemaran sang ayah menangkap ular, ia pun belajar menangkap ular kecil, memeliharanya dan jadi jinak.

Dan sejak tujuh tahun belakangan, ia bergelut lebih serius untuk memelihara ular ini.

Usia ular yang dipeliharanya kini berpariasi, mulai dari usia 8 tahun, 6 tahun, 5 tahun, hingga yang termuda berusia setahun.

Bahkan ada cerita menarik dari ular miliknya ini.

Ketika salah satu ularnya ditimbang, beratnya capai 99 kg.

Dan hal itu membuat timbangan tersebut jebol.

Tak mudah untuk memelihara ular ini walaupun sudah jinak.

Selain mengeluarkan uang untuk membeli makanan juga harus sering memandikannya.

“Seminggu sekali saya mandikan ular ini, dikasi shampo. Jika tidak bau karena kencingnya baunya lumayan keras,” katanya.

Pemeliharaan ular ini susah-suah gampang, namun dikarenakan hobi, dirinya merasa tidak terbebani.

“Karena hobi dibawa happy saja, makan sebulan dan paling cepat dua minggu sekali. Kalau kesehariannya paling cuma dikasi air baskom di kandang. Ular bisa tahan lama tanpa makan karena bisa menyimpan makanan,” katanya.

Sekali makan, satu ekor ular memerlukan 12 kg daging ayam atau 7 ekor ayam broiler.

Kadang untuk menghemat biaya ia membeli ayam yang baru mati dan masih hangat.

Selain itu pernah juga memberi seekor anak sapi yang mati pada ular peliharaanya ini.

“Akhir-akhir ini ular ini sudah saya dietkan. Dulu obesitas, besar sekali. Bahkan besarnya hampir sama dengan batang pohon kelapa,” katanya.

Sula duka saat memelihara ular ini pasti selalu ada, dikarenakan amsyarakat ada yang pro dan kontra.

Bahkan tak jarang ada yang mengatakan dirinya ‘gila’ karena memiliki hobi aneh dan ekstreme.

Sementara banyak juga yang mendukung untuk eduasi.

Beberapa sekolah maupun instansi pernah mengundangnya untuk memberikan edukasi terkait ular yang selama ini dicap bahwa semua ular berbisa dan berbahaya.

“Banyak juga sekolah yang ngundang untuk memberikan edukasi. Di acara pramuka juga diundang untuk beri pemahaman tentang mana ular yang bisa dipelihara dan mana yang tidak. Juga seputar mitos ular yang katanya takut pada garam,” kata lelaki yang bekerja di sektor pariwisata ini.

Ular peliharaanya juga pernah disewa untuk pembuatan film yang bergenre horor.

“Pernah disewa untuk pembuatan film, salah satunya film Leak (Penangkeb) dan disewa bule untuk bermain film luar. Sering juga ikut event pameran reptil, ke hotel, mall, maupun di acara pekawinan,” katanya.

Sebagai seorang pemelihara sekaligus pawang ular ini, ia juga sering diminta oleh tetangganya menangkap ular yang masuk ke dalam rumah. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Tak Banyak yang Tau, Putra Bali: Manusia Jangan Dekati Ular pada Masa ini, Jangan Dianggap Enteng, http://bali.tribunnews.com/2019/05/09/tak-banyak-yang-tau-putra-bali-manusia-jangan-dekati-ular-pada-masa-ini-jangan-dianggap-enteng?page=4.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved