Kesehatan
Mengenal 7 Jenis Susu Formula
Ada yang tidak bermasalah, namun ada juga bayi atau anak yang menunjukkan reaksi alergi terhadap susu formula tertentu.
Jika bayi didiagnosis memiliki alergi susu sapi, dokter biasanya akan merekomendasikan susu formula yang proteinnya sudah dihidrolisis atau dicerna secara keseluruhan.
Sama seperti susu formula bebas laktosa, susu formula hipoalergenik hanya bisa dikonsumsi bayi jika sudah mendapat rekomendasi dari dokter.
Susu formula dari kedelai
Susu formula jenis ini terbuat dari susu kedelai/soya.
Biasanya, bayi membutuhkan susu formula jenis ini jika bayi/anak mengalami kondisi-kondisi.
Seperti intoleransi laktosa sementara karena infeksi gastrointestinal, alergi susu sapi yang berhubungan dengan immunoglobulin E (IgE), galaktosemia, dan kekurangan laktase bawaan.
Memilih susu formula soya tidak direkomendasikan untuk bayi di bawah 6 bulan karena dikhawatirkan bisa meningkatkan risiko alergi soya.
Selain itu, susu formula soya mengandung glukosa, sehingga dikhawatirkan bisa merusak gigi bayi.
Pastikan anda sudah direkomendasikan oleh dokter sebelum memilih susu formula soya untuk bayi.
Baca: Alergi Susu Sapi? Ini Alternatif Penggantinya
Susu formula hidrolisat parsial atau susu hipoalergenik (HA)
Susu formula ini mengandung protein yang sudah dipecah menjadi bentuk lebih kecil (terhidrolisis) sehingga lebih mudah dicerna oleh bayi/anak.
Umumnya, si kecil yang membutuhkan susu formula jenis ini adalah mereka yang memiliki alergi protein susu atau yang mengalami masalah penyerapan nutrisi (biasanya bayi prematur).
Saat memilih susu formula, sebaiknya tidak asal-asalan.
Jika bayi/anak tidak mempunyai alergi atau tidak mempunyai masalah dalam mencerna susu, ibu dapat memberikan susu formula yang terbuat dari susu sapi.
Namun, jika si kecil mempunyai intoleransi laktosa atau alergi terhadap protein susu, ibu lebih disarankan untuk memberikan susu formula bebas laktosa, susu formula dari kedelai, atau susu formula hidrolisat untuknya.