Maulid Nabi Muhammad

Maulid Nabi 2018, Riwayat Ini yang Menjelaskan Alasan Nabi Muhammad Tak Dilahirkan di Bulan Ramadan

Maulid Nabi diperingati pada tanggal 12 Rabiul Awal setiap tahunnya, untuk memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW

Penulis: say | Editor: Muhammad Fatoni
Net
Maulid Nabi 

TRIBUNJOGJA.COM - Umat Islam memperingati maulid Nabi 2018 hari ini, Selasa (20/11/2018).

Maulid Nabi diperingati pada tanggal 12 Rabiul Awal setiap tahunnya, untuk memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW.

Nabi Muhammad lahir di malam yang tenang, pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah.

Baca: Ustaz Abdul Somad Beri Penjelasan Lengkap Hukum Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Baca: Sembilan Tradisi Unik Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Sejumlah Daerah di Tanah Air

Pernahkah terpikir mengapa Nabi Muhammad tidak dilahirkan di bulan-bulan yang dimuliakan dalam Islam?

Dalam hadits riwayat Bukhari Muslim, ada empat bulan yang dimuliakan dalam Islam yaitu Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab.

Nabi Muhammad yang menjadi nabi terakhir dalam Islam tidak dilahirkan di antara bulan-bulan tersebut.

Ahmad Mundzir di laman NU Online mengutip kitab dz-Dzakhâir al-Muhammadiyyah (Daru Jawami'il Kalim, Kairo), halaman 42, karangan Sayyid Muhammad ibn Alawi Al Maliki, menyebutkan bahwa:

“Sesungguhnya kelahiran Nabi Muhammad berada di bulan Rabi' (awal) menurut pendapat yang shahih. Bukan di bulan Muharram, Rajab, Ramadhan dan lain sebagainya dari bulan-bulan yang mulia. Karena Nabi Muhammad tidak mulia karena sebab masa atau waktu. Namun waktu-lah yang menjadi mulia sebab Nabi Muhammad lahir. Begitu pula tentang (kemuliaan) tempat. Jika Nabi dilahirkan di bulan-bulan (mulia) tersebut, bisa jadi akan menimbulkan persepsi, Nabi mulia gara-gara lahir di bulan mulia. Maka, Allah menciptakan kelahiran Baginda Nabi di bulan lain yang justru memberi pertolongan dan kemuliaan di bulan lain itu sendiri.”

ILUSTRASI
ILUSTRASI (via Tribun Kaltim)

Dari penjelasan tersebut, jelaslah bahwa Nabi Muhammad mulia bukan karena waktu kelahirannya.

Sedangkan pemberian nama Muhammad pada Rasulullah tidak lazim digunakan bangsa Arab sebelum kelahirannya.

Ahli sejarah menyebutkan bahwa hanya ada tiga orang yang menggunakan nama Muhammad sebelum kelahiran Rasulullah, yakni Muhammad bin Sufyan bin Mujasyi’, Muhammad bin Uhaihah bin al-Julah bin al-Harits bin Jahjaba bin Kulfah bin Auf bin Amr bin Auf bin Malik bin al-Aus, dan Muhammad bin Humran bin Rabi’ah.

Baca: Kumpulan Ucapan dan Doa Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Bahasa Inggris dan Artinya

Baca: Doa dan Bacaan Sholawat Sambut Maulid Nabi 2018, Waktu yang Disunahkan Menurut Ulama

Ayah ketiga orang tersebut diriwayatkan menjadi tamak ketika mendengar kenabian Muhammad.

Adapun Aminah memberi nama putranya Muhammad, karena didatangi malaikat.

Dalam sebuah riwayat yang dicatat Imam Ibnu Hisyam dalam al-Sirah al-Nabawiyyah dikatakan:

أَنَّ آمِنَةَ بِنْتَ وَهْبٍ أُمَّ رَسُولِ اللَّهِ كَانَتْ تُحَدِّثُ: أَنَّهَا أُتِيَتْ، حِينَ حَمَلَتْ بِرَسُولِ اللَّهِ فَقِيلَ لَهَا: إنَّكِ قَدْ حَمَلْتِ بِسَيِّدِ هَذِهِ الْأُمَّةِ، فَإِذَا وَقَعَ إلَى الْأَرْضِ فَقُولِي: أُعِيذُهُ بِالْوَاحِدِ، مِنْ شَرِّ كُلِّ حَاسِدٍ، ثُمَّ سَمِّيهِ مُحَمَّدًا.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved