Kulonprogo
Kepesertaan Asuransi Sapi dan Padi di Kulonprogo Masih Minim
Hal itu diharapkan bisa memberi jaminan keamanan berusaha bagi para petani dan peternak ketika terjadi hal tidak diinginkan.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Pemerintah Kabupaten Kulonprogo mendorong para petani padi dan peternak sapi untuk mengikutsertakan usahanya dalam asuransi program asuransi usaha.
Hal itu diharapkan bisa memberi jaminan keamanan berusaha bagi para petani dan peternak ketika terjadi hal tidak diinginkan.
Pemerintah pusat memang tengah menggencarkan program asuransi usaha.
Yakni asuransi usaha ternak sapi (AUTS) dan asuransi usaha tani padi (AUTP).
Kedua jenis program asuransi ini dinilai cukup membawa keuntungan bagi peternak dan petani serta mendapatkan subsidi premi dari pemerintah yang akan meringankan beban peserta.
Baca: Mahasiswa UGM Berdayakan Peternak Lewat Rumah Cacing
Besaran bantuan premi asuransi dari pemerintah sebesar Rp144 ribu per hektare, dan sisanya sebesar swadaya petani sebesar Rp36 ribu per hektare untuk satu kali pada masa tanam.
Apabila luas lahan yang diasuransikan kurang lebih dari 1 hektare, besaran premi atau ganti rugi dihitung secara proporsional.
Adapun besaran premi asuransi ternak sapi sebesar dua persen dari nilai sapi betina Rp10 juta atau Rp200 ribu.
Peternak hanya dibebani premi 20 persen atau Rp40 ribu dan sisanya akan ditanggung pemerintah.
Di Kulonprogo, kepesertaan pelaku usaha dalam program AUTP maupun AUTS terbilang masih minim.
Dari total luasan tanam padi sekitar 10.756 hektare, baru sekitar 1.173 hektare saja yang telah diikutkan dalam program AUTP.
Demikian juga jumlah ternak sapi yang diikutkan program baru sekitar 124 ekor saja meski populasinya terbilang cukup banyak.
Baca: Citilink Luncurkan Asuransi Delay Penerbangan
"Respon pelaku usaha atas progam asuransi itu memang belum sesuai yang diharapkan meski juga ada perkembangan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo, Bambang Tri Budi, Minggu (15/7).
Setelah berjalan tiga tahun, program AUTP pada 2018 ini ditargetkan seluas 3.000 hektare.
Fokus utamanya pada segmen petani di kawasan rawan banjir ataupun endemik hama tikus dan wereng.