Tiga Peran Penting Masyarakat dalam Menghadapi Penyalahgunaan Narkoba
Jika kita cuek dan tidak peduli, meski melihat ada peredaran gelap nakoba di sekitar kita, maka sama saja kita turut memperparah permasalahan narkoba
Penulis: Rento Ari Nugroho | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Indonesia darurat narkoba! Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo pada 2015.
Pernyataan yang bermakna sangat dalam.
Menggambarkan keseriusan permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia.
Makna darurat bisa diartikan harus segera ditangani, dan akan mengakibatkan masalah yang serius apabila tidak segera diatasi.
Penyuluh Narkotika dari Badan Narkotika (BNN) Provinsi DIY, Santy Dwi K mengatakan, jika kita melihat di rumah sakit, maka ruang gawat darurat pastilah berada di bagian paling depan dan paling mudah diakses oleh pasien.
Penanganan di ruangan gawat darurat juga dilakukan dengan sangat cermat dan cepat karena menyangkut keselamatan nyawa pasien.
"Maka saat Presiden menyampaikan bahwa Indonesia dalam keadaan darurat narkoba, tentu bukan sekedar pernyataan biasa, melainkan berdasar pada data yang ada. 50 orang meninggal perhari akibat penyalahgunaan narkoba. Jika dikalkulasi ada 18.000 jiwa yang meninggal tiap tahunnya. Belum termasuk 4,2 juta orang yang sedang direhabilitasi dan 1,2 juta yang tidak dapat direhabilitasi," kata Santy, Jumat (22/9/2017).
Bagaimana masyarakat menyikapi hal ini?
Menurut Santy, ada beberapa sikap yang mungkin diambil.
Sikap pertama adalah proaktif dan responsif dengan langsung mengambil peran aktif dalam upaya penyelesaian masalah.
"Berpikir dengan kreatif tentang apa yang mungkin dilakukan dalam berperan nyata mengatasi masalah narkoba. Selalu berusaha mengambil bagian, dalam setiap kesempatan,
memberikan sumbangsih entah berupa tenaga, dana, pemikiran/gagasan/ide, atau bahkan ketiganya, tanpa memikirkan imbalan apa yang akan didapat," ulasnya.
Sikap seperti ini menurut Santy pastilah didorong oleh rasa kemanusiaan yang sangat tinggi, jiwa sosial, kepekaan terhadap permasalahan orang lain apalagi permasalahan negara, dan pastilah tidak diragukan lagi bagaimana level nasionalismenya.
Sikap berikutnya, lanjut Santy adalah sikap oportunis.
Jika mendatangkan keuntungan maka akan dilakukan.
Apa yang dilakukan mungkin sedikit banyak membantu mengentaskan permasalahan narkoba, tetapi jika hal tersebut memberikan keuntungan dan nilai tambah untuk diri sendiri.