KOLOM 52

Toleransi Kian 'Terkoyak', Ada Apa dengan Jogja?

Polisi berjanji akan mengusut semua secara tuntas. Pengamat bilang ini ancaman bagi toleransi.

Editor: Muhammad Fatoni
ist/dok.pri
Eko Prasetyo 

TRIBUNJOGJA.COM - Minggu (12/2/2018) pagi, seorang anak muda membawa pedang, masuk ke dalam gereja lalu menusuk pendeta.

Pagi itu gereja Bedog Sleman berduka. Kebaktian terganggu karena tindakan teror.

Gubenur DIY pun meminta maaf karena tak mampu melindungi kegiatan ibadah.

Polisi berjanji akan mengusut semua secara tuntas. Pengamat bilang ini ancaman bagi toleransi.

Tindakan teror bukan pertama kali terjadi. Jauh sebelumnya ada banyak teror serupa: diskusi kiri dilarang, nonton film Iran didatangi hingga bakti sosial dianggap kristenisasi.

Sebenarnya teror gereja hanya sambungan dari teror yang sudah ada sebelumnya.

Tak hanya pada kegiatan ibadah tapi juga kegiatan intelektual, seolah kota ini lumpuh karena kebebasan menyatakan pendapat mulai dibatasi.

Bukan oleh aturan tapi ormas yang memakai nama apa saja. Lucunya tak banyak tindakan atas mereka.

Pengusutan atas salah satu ketua ormas pada penyerangan pameran lukisan Wiji Thukul merupakan yang pertama kalinya.

Itulah kasus satu-satunya yang berhasil dibawa ke muka pengadilan. Sebelumnya hampir tak ada penegakan hukum sama sekali.

Kita jadi maklum kalau ada pemutaran film Senyap diserbu, pertemuan para peyintas dibubarkan hingga kegiatan diskusi didatangi massa.

Aktivitas ormas yang over dosis ini membuat Jogjakarta dapat julukan buruk soal toleransi.

Berulang-ulang terjadi tindak persekusi. Sebagai kota pelajar sangat konyol kalau kegiatan diskusi ditatap sebagai ancaman dan pemerintah tak berani menjamin perlindungan.

Maka saat gereja Bedog itu diserbu oleh pria yang berasal dari luar kota, kita tak lagi heran.

Kita memang tidak berada dalam suasana kota yang toleran. Saksikan saja pesatnya pembangunan hotel di Jogja dan apartemen yang menggila.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved