Sewindu World Wayang Way: Sanggar Kinnara Kinnari Ajak Anak Muda Lestarikan Warisan Budaya Takbenda

World Wayang Way menjadi wadah berkelanjutan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap budaya wayang di kalangan anak-anak dan remaja

Dok.Istimewa
WAYANG - Dalam rangka memperingati Hari Wayang Dunia dan Hari Wayang Nasional, sanggar ini kembali menghadirkan beragam kegiatan bertema 'Hal Ikwal Wayang' dengan melibatkan generasi muda, terutama anak-anak 
Ringkasan Berita:
  • Sanggar Kinnara Kinnari Magelang menghadirkan beragam kegiatan bertema 'Hal Ikwal Wayang' dengan melibatkan generasi muda
  • Kegiatan ini sebagai upaya mengajak generasi muda untuk melestarikan budaya wayang

 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Event World Wayang Way (WWW) menandai perjalanan sewindu penyelenggaraan kegiatan pelestarian seni wayang yang digagas oleh berbagai pelaku seni, termasuk Sanggar Kinnara Kinnari.

Dalam rangka memperingati Hari Wayang Dunia dan Hari Wayang Nasional, sanggar ini kembali menghadirkan beragam kegiatan bertema “Hal Ikwal Wayang” dengan melibatkan generasi muda, terutama anak-anak.

Seniman sekaligus pendiri Sanggar Kinnara Kinnari, Eko Sunyoto, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Bulan Bakti Wayang yang bertujuan memperkenalkan nilai dan makna wayang sebagai Intangible Cultural Heritage atau Warisan Budaya Takbenda kepada generasi penerus bangsa.

"Wayang bukan hanya karya seni, tetapi juga sarana pendidikan moral dan karakter. Seperti pepatah Jawa ‘Mulat sarira hangrasa wani, rumangsa handarbeni, wajib melu angrungkebi,’ yang berarti berani mawas diri, merasa ikut memiliki, dan wajib menjaganya,” ujar Eko Sunyoto.

Selama delapan tahun penyelenggaraan, World Wayang Way menjadi wadah berkelanjutan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap budaya wayang di kalangan anak-anak dan remaja.

Beragam agenda menarik ditampilkan dalam kegiatan ini, mulai dari workshop melukis wayang, pentas dolanan wayang, laku wayang, hingga pementasan wayang orang.

Eko menambahkan, tantangan terbesar dalam menjaga eksistensi wayang di era modern adalah bagaimana mengemas edukasi budaya dengan cara kreatif dan relevan. 

Karena itu, diperlukan inovasi pembelajaran yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, termasuk melalui bahasa ibu sebagai media pengenalan nilai-nilai budaya.

“Kami berharap eksistensi wayang tetap terjaga dan terus berkembang dari masa ke masa, serta mampu menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya,” tutur Eko. (*)
 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved