Berita Magelang
Persiapan Magelang Siaga Bencana Saat Puncak Musim Hujan Awal Tahun 2026
potensi curah hujan yang berada pada kisaran normal hingga di atas normal, masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Iwan Al Khasni
Ringkasan Berita:Wilayah Jawa Tengah termasuk Kabupaten Magelang memasuki awal musim hujan pada Oktober 2025. Sementara puncak musim hujan diperkirakan berlangsung Januari-Februari 2026.
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan di Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Magelang, akan berlangsung pada Januari hingga Februari 2026.
Dengan potensi curah hujan yang berada pada kisaran normal hingga di atas normal, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologis.
Pranata Meteorologi dan Geofisika (PMG) Madya BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Tengah, Tris Adi Sukoco, menjelaskan bahwa mayoritas wilayah Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Magelang, akan memasuki awal musim hujan pada Oktober 2025 sementara puncak musim hujan diperkirakan berlangsung Januari-Februari 2026.
“BMKG memperkirakan sifat hujan pada musim ini berkisar dari normal hingga di atas normal, dengan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari-Februari 2026,” ujar Tris.
Tris menambahkan, periode peralihan menuju musim hujan dan puncak musimnya memiliki risiko tinggi terhadap bencana, seperti banjir dan tanah longsor.
Ia meminta agar seluruh pihak meningkatkan langkah mitigasi dan kesiapsiagaan di daerah rawan.
“Periode November 2025 hingga Januari 2026 akan menjadi fase krusial. Diperlukan peningkatan kewaspadaan di titik-titik rawan serta optimalisasi sistem peringatan dini,” terangnya.
• UGR Tol Jogja-Bawen di Magelang Cair: 23 Ahli Waris Kompak Hadir di Candiretno
283 Kejadian Bencana
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono, menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2025 hingga awal November, tercatat 283 kejadian bencana di wilayahnya.
Data tersebut diolah dari dashboard kebencanaan BPBD Kabupaten Magelang di laman sikk.magelangkab.go.id.
“Tanah longsor masih menjadi bencana paling dominan dengan 153 kejadian, disusul cuaca ekstrem sebanyak 58 kejadian. Dari seluruh kejadian tersebut, tercatat 408 rumah rusak ringan, 46 rusak sedang, dan 9 rusak berat. Korban jiwa terdiri dari 38 luka-luka dan 6 meninggal dunia,” rincinya.
Edi menekankan pentingnya sinergi lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah, aparat desa, hingga komunitas relawan, dalam menghadapi tren peningkatan bencana tersebut.
“Kita tidak bisa menghindari bencana, tetapi kita bisa memperkecil risikonya. Dengan kesiapsiagaan, kolaborasi, dan kepedulian, kita bisa mewujudkan Kabupaten Magelang yang Aman, Nyaman, Religius, Unggul, dan Sejahtera,” ujarnya.
Dari sisi legislatif, anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Magelang, Suroso Singgih,
menegaskan komitmen DPRD dalam memperkuat kebijakan kebencanaan.
berita Magelang
siaga bencana
musim hujan
Magelang
BMKG
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
BPBD
| Kades di Magelang Didorong Manfaatkan Tanda Tangan Elektronik untuk Percepat Pelayanan |
|
|---|
| Akses Jalan Kaponan–Ketep Sempat Terputus Akibat Longsor di Pakis Magelang |
|
|---|
| Perempuan Asal Temanggung Ditemukan Meninggal di Sebuah Gubuk di Magelang |
|
|---|
| Tanggapan Jogja Police Watch Dugaan Keluarga Korban Salah Tangkap Magelang Diintimidasi |
|
|---|
| Atap Ruang Kelas SD Negeri 3 Secang, Magelang, Roboh Menyerah pada Usia |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.