TOPIK
Puisi Mustafa Ismail
-
Puisi Ketika Kau Memakan Daging Dagingku Mustafa Ismail: Dalam senyap gelombang, kau berlari
-
Puisi Sentimentalia dari Gedung Parlemen Mustafa Ismail: Aku pakai lagi jas yang dulu kau pinjamkan
-
Puisi Berumah di Bawah Langit Mustafa Ismail: Pintu dan jendela telah kau tutup, lalu mengambil
-
Puisi Cerita Percintaan Mustafa Ismail: Aku kirimkan kisah ini ke dalam tidurmu seorang lelaki
-
Puisi Mengirim Musim Mustafa Ismail: Langit ini kukirim untukmu dalam semangat dingin bacalah surat
-
Puisi Penari Hujan Mustafa Ismail: Aku penari, katamu, biarkan aku menari sesukaku Kita tak perlu
-
Puisi Menelan Kota Besar Mustafa Ismail: Benar, aku harus bertaruh denganmu dengan iklan dan model
-
Puisi Memo Pagi Mustafa Ismail: Wid, buatkan aku nasi goreng, dua telur dadar, tambah sedikit kopi
-
Puisi Cerita dari Suratkabar 2 Mustafa Ismail: Ibu itu menangis melihat tubuh anaknya melepuh
-
Puisi Cerita dari Suratkabar 1 Mustafa Ismail: Hari ini, kau datang lagi dengan air mata di tangan
-
Puisi Mata Pisau dalam Lukisan Mustafa Ismail: Seperti mata pisau helai-helai rambutmu mengiris
-
Puisi Dongeng Lebaran Mustafa Ismail: Tak sekedar maaf, tentu, yang ingin kusampaikan padamu
-
Puisi Memoria Malam Mustafa Ismail: Kau menulis langit, tahukah kau di mana langit itu
-
Puisi Lhokseumawe Mustafa Ismail: Kota itu masih menyimpan rasa sakit hidup yang beku
-
Puisi Berteriak di Jalanan Mustafa Ismail: Ayo, kita tanam singkong dan ketela di jalanan ini
-
Puisi Riwayat Kecil Mustafa Ismail: Kita jalan kaki dari Peunayong malam itu menempuh rumahmu
-
Puisi Dialog 1 Mustafa Ismail: Apakah engkau yakin bahwa hidup ini sudah sepenuhnya
-
Puisi Laut Tawar Suatu Ketika Mustafa Ismail: Masih kau bacakah langkah kita yang dingin Suaraku
-
Puisi Cerita di Taman Kopi Mustafa Ismail: Sepasang burung tua, segerombolan hujan
-
Puisi Ironi Pagi 5 Mustafa Ismail: Di meja makan, sebelum berangkat, mereka bercakap
-
Puisi Ironi Pagi 4 Mustafa Ismail: Cintamu tak harus seluas samudra, katamu, aku tak kuat
-
Puisi Ironi Pagi 3 Mustafa Ismail : Kau sempat terhenyak ketika tahu di negeri itu makin banyak senjata
-
Puisi Ironi Pagi 2 Mustafa Ismail: Ketika koran mengetuk pintu pagi pagi aku sudah baca berita
-
Puisi Ironi Pagi 1 Mustafa Ismail: Bisakah kau tak menyuguhkan apapun
-
Puisi Malam Kopi Mustafa Ismail: Bahkan untuk ngopi pun kita harus berjaga: menjerang air hingga
-
Puisi Cerita Sebuah Sungai Mustafa Ismail : Ada sebuah sungai dalam hatimu, dan kau membiarkan
-
Puisi Batang Mustafa Ismail: Di alun alun kota, kita membentangkan kisah usang
-
Puisi Prosa Malam Mustafa Ismail: Bila kasmaran, keratlah nadimutemukanlah aku di situ membawamu
-
Puisi Ruang Vakum Mustafa Ismail: Kita tulis lagi kata kata itu, pahit dan bercela, di malam
-
Puisi Sejarah dari Ruang Kusut Mustafa Ismail: Kau memandang lurus, menyimak dengan tekun