TOPIK
Puisi Hartojo Andangdjaja
-
Puisi Buat Ibu Hartojo Andangdjaja: Getih kasihmu putih dan tanganmu kembang meraih
-
Puisi Nyanyian Duka Bagi Ibu Hartojo Andangdjaja: Mungkin kau heran ke mana aku pergi malam malam
-
Puisi Kwatrin Tak Bernama Hartojo Andangdjaja: Alangkah amannya kita di sini jika tak ada lagi mata
-
Puisi Golgotha Sebuah Pesan Hartojo Andangdjaja: lebih dari engkau Demikian putusan pun jatuh
-
Puisi Pantun Tidak Bernama 3 Hartojo Andangdjaja: Ada pantai di ujung Pasaman ada bukit melingkar
-
Puisi Pantun Tidak Bernama 2 Hartojo Andangdjaja : Ada layar putih kemilau menuju ke pulau bernyiur
-
Puisi Pantun Tidak Bernama 1 Hartojo Andangdjaja: Tak seorang mau melempar pandang bunga mekar
-
Puisi Rendez Vous Hartojo Andangdjaja: Dalam sajak ditulis segala rindu dalam sajak bertatapan
-
Puisi Pantun Memori Hartojo Andangdjaja: Kembang kutabur dalam ziarah kembang cintaku salamku
-
Puisi Ibuku Hartojo Andangdjaja: Dalam cekung mata setengah tua terbayang selayang riwayat lama
-
Puisi Sajak Hartojo Andangdjaja: Sajak ialah kenangan yang tercinta mencari jejakmu, di dunia Ia
-
Puisi Ikut Pergi Hartojo Andangdjaja: Aku tinggal sendiri Kulihat ke kanan ke kiri Sepi
-
Puisi Nyanyian Para Babu Hartojo Andangdjaja: Inilah nyanyian kami, suara hati kami terjemahan
-
Puisi Salam Terakhir Hartojo Andangdjaja: Kalau aku datang lagi padamu kota yang melambai
-
Puisi Pantun di Jalan Panjang Hartojo Andangdjaja: Mobil tua merangkaki jalan panjang mengerang
-
Puisi Cinta Hartojo Andangdjaja: Sebentuk lingkaran dilukis tangan Tuhan di luar ruang di luar zaman
-
Puisi Asli Hartojo Andangdjaja: Kulihat peminta berjalan kembara Pekak telinga Buta mata
-
Puisi Mencari Hartojo Andangdjaja: Ia lekas bangga Dibusungkannya dada Ditonjolkannya kepala
-
Puisi Kalau Suatu Zaman Berkuasa Para Tiran Hartojo Andangdjaja: Kalau mereka menang, sayang Merah
-
Puisi Minang Hartojo Andangdjaja: Inilah tanah, dimana Sabai dilahirkan di mana Malin, si durhaka
-
Puisi Kota Kota Tercinta Hartojo Andangdjaja: Kota kota tercinta antena antena pemancar beragam
-
Puisi Dari Seorang Guru Kepada Murid Muridnya Hartojo Andangdjaja: Apakah yang kupunya, anak anakku
-
Puisi Ibu Hartojo Andangdjaja: Adakah ia puri ataukah ia puisi Barangkali adalah ia puri
-
Puisi Sebuah Lok Hitam Hartojo Andangdjaja: Sebuah lok hitam terlepas dari gerbong sendiri melancar
-
Puisi Malam Pesta Hartojo Andangdjaja: Di luar riuh ramai Suara biola terdengar serindai Satu teman
-
Puisi Pemburu Hartojo Andangdjaja: Seperti katamu kita pemburu menapak di perbukitan di bawah
-
Puisi Perarakan Jenazah Hartojo Andangdjaja: Kami mengiring jenazah hitam depan kami kereta mati
-
Puisi Cintaku Bekerja Sepanjang Siang dan Malam Hartojo Andangdjaja: Cintaku pergi dalam kabut fajar
-
Puisi Jalan Setapak Hartojo Andangdjaja: Matahari menyanyi di ladang ladang sepi kalau musim menugal
-
Puisi Buat Saudara Kandung Hartojo Andangdjaja: Ke manakah engkau, Saudara orang orang lemah