Puisi Hartojo Andangdjaja

Puisi Nyanyian Duka Bagi Ibu Hartojo Andangdjaja: Mungkin kau heran ke mana aku pergi malam malam

Puisi Nyanyian Duka Bagi Ibu Hartojo Andangdjaja: Mungkin kau heran ke mana aku pergi malam malam

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
Dok Pemkot Yogyakarta
Para peserta Festival Sastra Yogya 2023 menjukkan kebolehan dalam membacakan puisi, di kawasan Kotabaru, Kota Yogyakarta. 

Puisi Nyanyian Duka Bagi Ibu Hartojo Andangdjaja


Nyanyian Duka bagi Ibu
Yang Mati Sebelum Tahu
Anaknya Bakal Tumbuh Dewasa
Jadi Penyair
buat Lydia Pacis


Mungkin kau heran ke mana aku pergi malam-malam
ketika kau ingin aku di rumah, dan kamar kosong,
Kita saling memandang, ibu dan anak,
Cakup kenal satu dengan yang lain. Aneh.
Tak pernah aku jadi kau, atau mimpi-mimpi liar
yang mestinya sudah kuceritakan padamu: di manakah kau kini?

Umur tiga tahun, aku mesti tidur dan menangis
dikejutkan mimpi-mimpi, dan seorang adik lelaki yang lebih kecil
dan seorang kakak perempuan berwajah seperti wajahmu, tapi tak lagi
punya senyum yang mengingatkan kembali masa remajamu.
Ayah mengeluh tentang pekerti adikku.
Umur duapuluh dua, aku selalu menoleh ke belakang.

Kubayangkan lelucon-lelucon kesukaanmu; kunyanyikan nyanyian-nyanyian
yang kau pasti suka menyanyikannya.
Kau meninggal di bulan Oktober. Pada hari
ketika kau dikabarkan, telah kusakiti mataku.
Apa yang bisa kutahu, depan makammu?
Tentulah aku berpikir: bunga-bunga manis jelita.

Hari ini, tak ada seorang pun mengatakan padaku
kau paling jelita, aku memiliki matamu.
Banyak kali aku mengurung diri.
Dalam tidurku aku berdandan, menyisir rambut
dan menggosok sepatu hingga terbangun
dengan sedih seberat hari ketika kau mati

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved