TOPIK
Polemik Sabdaraja
-
Dinilai menyimpang dari paugeran (aturan), Sri Sultan Hamengku Buwono X diminta untuk menarik lagi 'dawuh raja' (perintah raja) yang telah dikeluarkan
-
Mantan Kajari Yogyakarta yang sewaktu menjadi abdi dalem memiliki gelar Mas Wedana Nitikarya menyerahkan kembali kekancingannya
-
Sejak zaman ayahnya masih hidup, Sultan sudah sering melakukan laku ritual
-
Isi sabdaraja yang dikeluarkan 30 April lalu baru akan disampaikan kepada media pada pekan depan.
-
Menurut Gusti Hadi, masalah dalam Sabdaraja selain melanggar paugeran juga menabrak protokoler
-
Nampak hadir beberapa tokoh seperti KH Abdul Muhaimin, Syukri Fadholi
-
Sultan mengaku telah mencoba berkomunikasi dengan mereka mengenai Sabdaraja tersebut.
-
Paugeran tersebut dirasa penting agar masyarakat dan rakyat Yogyakarta dapat mengetahui secara utuh mengenai aturan yang ada di Keraton.
-
Karenanya, selagi diberi kesempatan untuk bertemu langsung dengan Sri Sultan HB X dirinya berharap bisa mendapatkan penjelasan langsung dari Sultan.
-
Sedangkan GBPH Hadisuryo tidak hadir karena dikabarkan sedang sakit.
-
Menurutnya isi Sabdaraja juga melukai Keraton Surakarta sebagai sesama trah Mataram.
-
Sekitar 30 menit kemudian rombongan adik Sultan keluar lebih dahulu dari makam Sri Sultan HB IX.
-
Sebelum melakukan ziarah ke makam raja-raja Imogiri, mereka telah melakukan ziarah ke makam leluhur Mataram
-
Karena, dalam sejarah Keraton Yogyakarta, belum pernah ada seorang perempuan yang dinobatkan sebagai raja.
-
Ia juga meminta Keraton Yogyakarta mencontoh Surakarta.
-
Bahkan ia menganggap keputusan Sultan membawa konsekuensi serius dalam tradisi kraton.
-
Dalam pengisian posisi raja tidak bisa dipaksakan.
-
Lebih lanjut dia mengatakan ingin melihat porsi ketidaksetujuan sebesar apa
-
Raja Yogyakarta tersebut hanya mengungkapkan akan mengumpulkan semua pihak yang tidak setuju dengan Sabdaraja yang dikeluarkannya
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved