Luapan Tukad Badung Rendam Kota Denpasar, Tiga Orang Tewas
Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kota Denpasar sejak Selasa (9/9/2025) pagi hingga Rabu (10/9/2025) memicu terjadinya bencana banjir bandang.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, BALI - Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kota Denpasar sejak Selasa (9/9/2025) pagi hingga Rabu (10/9/2025) memicu terjadinya bencana banjir bandang.
Derasnya aliran air di Sungai Tukad Badung menyebabkan tembok pembatas jebol hingga menyebabkan banjir di Kota Denpasar.
Tiga orang tewas dalam banjir yang terjadi sekitar pukul 03.00 Wita tersebut.
Selain memakan korban jiwa, banjir ini juga menyebakan kerusakan bangunan di sejumlah lokasi.
Sebuah bangunan tiga lantai yang berada di pinggir Tukad Badung ambruk yang mengakibatkan tiga orang hanyut.
Di wilayah Gianyar dan Karangasem, banjir merendam rumah serta kendaraan.
Tim gabungan saat ini tengah melakukan evakuasi terhadap korban banjir ke tempat yang lebih aman.
Dikutip dari Tribun Bali, tembok pembatas Tukad Badung jebol pada Rabu sekitar pukul 03.00 WITA.
Tukad Badung adalah sungai utama di Kota Denpasar.
Sungai ini memiliki peran penting sebagai saluran drainase dan kawasan konservasi air, sekaligus menjadi bagian dari wajah kota karena melintasi area perdagangan seperti Pasar Kumbasari dan Jalan Gajah Mada.
Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, menerangkan data sementara ada 3 orang meninggal dunia.
“Korban yang saya tahu terkini, di Wangaya ada warga 70 tahun 1 orang meninggal dunia. Lalu di taman pancing ditemukan 2 orang. Tercatat belum ketemu 2 orang,” tuturnya, dikutip dari TribunBali.com.
Menurut Jaya, ada tujuh lokasi di Kota Denpasar yang kondisinya cukup parah.
Di antaranya Kesiman Kertalangu, Padangsambian Kaja, Pura Demak, Panjer, Pemogan dan Sidakarya, dan Pasar Kumbasari.
Banjir yang menerjang Kota Denpasar ini menurut Jaya dipicu curah yang yang cukup tinggi sehingga Tukad Badung tak mampu menampung air yang debitnya sangat tinggi.
Akibatnya, tembok pembatas jebol sehingga menyebabkan banjir di sejumlah lokasi.
“Air sudah tinggi dari jam 2 pagi. Saya jam 4 sudah turun bersama Pak Wakil,” terangnya.
Salah satu pedagang di Pasar Kumbasari Denpasar, Ni Luh Sudiani (39), mengaku tak dapat menyelamatkan barang dagangannya setelah mendapat kabar Tukad Badung jebol.
“Kejadiannya sekitar jam 03.00 pagi. Waktu kejadian saya ada, tapi nggak bisa (menyelamatkan barang) semua sudah naik airnya tiba-tiba,” katanya.
Sebelum banjir, para pedagang masih berjualan dan berlarian ke atas mengetahui air semakin tinggi.
“Waktu itu air udah gede nggak ingat apa-apa sudah nyelamatin diri dan naik ke tangga sama teman-teman pedagang lain,” sambungnya.
Baca juga: Becak, Andong dan Onthel Warnai Kampanye Ramah Lingkungan di Malioboro
Penjelasan BMKG
Sementara itu Kepala Balai BMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, menyebutkan cuaca di wilayah Bali selama dua hari terakhir memang cukup ekstrem.
Hujan dengan intensitas lebat disertai angin kencang melanda sejumlah daerah.
Mulai dari Jembrana, Tabanan, Badung, Denpasar hingga Karangasem.
“Kondisi cuaca di wilayah Bali (Jembrana, Tabanan, Badung, Denpasar, Gianyar, Klungkung dan Karangasem) menunjukkan akumulasi curah hujan harian berada dalam kategori lebat (>50 mm/hari) hingga kategori ekstrem (> 150 mm/hari),” bebernya, dikutip dari TribunBali.com.
Berdasarkan analisa BMKG, kata Cahyo, hujan lebat disertai angin kencang di wilayah Bali ini dipicu oleh aktifnya gelombang ekuatorial rosby, yang memicu pertumbuhan awan-awan konvektif.
Gelombang ekuatorial Rosby adalah jenis gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di sepanjang ekuator dan berperan penting dalam dinamika cuaca tropis.
Selain itu, kondisi kelembaban udara dalam kategori lembap hingga lapisan 200 mb (12.000 meter).
“Kondisi ini mendukung pembentukan awan konvektif dengan puncak awan yang tinggi, sehingga menimbulkan hujan lebat disertai kilat/petir,” tandasnya.
Hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi di wilayah Bali selama tiga hari ke depan.
Total ada enam korban yang hanyut dengan rincian tiga orang ditemukan selamat dan tiga orang masih dalam pencarian.
Berikut identitas korban toko ambruk:
Tasnim (54) (belum ditemukan)
Farwa (30) (sudah ditemukan)
Maimunah (75) (belum ditemukan),
Nadira (47) (sudah ditemukan)
Khusay (23) (sudah ditemukan)
Muis (50) (belum ditemukan)
Artikel ini sudah tayang di Tribun Bali
| DPP Kulon Progo Yakin Masa Tanam Padi Pertama Aman Meski Dilanda Cuaca Ekstrem |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Jumat 24 Oktober 2025, BMKG Tetapkan Jabar Awas Cuaca Ekstrem |
|
|---|
| Cuaca Ekstrem, Nelayan Gunungkidul Diimbau Waspada Gelombang Tinggi |
|
|---|
| BMKG Prediksi Hujan Lebat Guyur Sebagian Besar Wilayah Indonesia Hari Ini |
|
|---|
| 20 Kata-Kata Untuk Cuaca Panas Ekstrem: Dari Bijak, Jenaka, Hingga Marah |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.