Tiga Karakter, Tiga Perspektif Cinta di EP Terbaru Prosfora Bertajuk ‘Her Name Was Earth’
Tahun ini, mereka merilis EP bertajuk ‘Her Name Was Earth’, berisi tiga lagu yang masing masing digambarkan melalui karakter fiksi perempuan
Penulis: Santo Ari | Editor: Yoseph Hary W
Ringkasan Berita:
- Prosfora merilis EP bertajuk ‘Her Name Was Earth’, berisi tiga lagu yang masing masing digambarkan melalui karakter fiksi perempuan bernama Carolina, Hannah, dan Ayden.
- EP Her Name Was Earth berisi tiga lagu, yaitu: 1. Hello Hannah, 2. Good Night, Carolina, 3. See You Next Day, Ayden
TRIBUNJOGJA.COM - Perjalanan musik Prosfora berawal dari ruang kegiatan mahasiswa di MMTC Yogyakarta. Dari pertemuan yang sederhana, empat mahasiswa yang memiliki ketertarikan pada dunia musik akhirnya sepakat membentuk sebuah band.
Prosfora resmi terbentuk pada tahun 2022 melalui Unit Kegiatan Mahasiswa Musik MMTC. Nama mereka lahir dari kata prosphora, roti persembahan dalam tradisi liturgi, sebuah simbol ketulusan dan pemberian.
Empat personel, yaitu Alip pada gitar, Maya pada vokal, Joe pada bass, dan Abe pada drum, melalui perjalanan yang penuh dinamika sebelum akhirnya menetapkan identitas musik mereka pada gaya chamber dan musical theatre pop yang hangat dan penuh nuansa teatrikal.
Tahun ini, mereka merilis EP bertajuk ‘Her Name Was Earth’, berisi tiga lagu yang masing masing digambarkan melalui karakter fiksi perempuan bernama Carolina, Hannah, dan Ayden.
Sentra narasi perempuan
Perempuan menjadi sentral narasi dalam karya ini. Maya menjelaskan alasan mendasar itu dengan begitu personal.
“Perasaan cinta tidak pernah sederhana, kadang berbunga bunga, kadang berubah jadi marah atau benci, dan kerumitan itu mengingatkan kami pada karakteristik perempuan yang juga kompleks,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa penggunaan kata was dalam judul menjadi bagian penting dari pesan yang ingin mereka sampaikan. Kata was itu memberi kesan nostalgia bahwa seseorang pernah ada dan pernah menjadi pusat kehidupan, namun kini menjadi bagian dari masa lalu.
Pemilihan tiga karakter perempuan bukan tanpa makna. Maya menyampaikan bahwa mereka melihat perempuan sebagai simbol kehidupan itu sendiri.
“Perempuan dalam segala versi dan wujudnya adalah metafora paling utuh tentang kehidupan itu sendiri,” ujarnya.
Ia merasa kelembutan dan kekuatan perempuan mampu mewakili spektrum emosi yang sangat luas. Ketiga tokoh itu punya dunianya sendiri, cara berbeda dalam memandang cinta, waktu, kehilangan, dan keajaiban yang terjadi di dalam diri manusia.”
Tokoh tokoh itu tidak tercipta dari ruang kosong. Prosfora mengumpulkan inspirasi dari cerita nyata banyak orang yang pernah berbagi pengalaman tentang cinta.
Curahan hati
Mereka datang dari curahan hati orang orang terdekat, ada yang berbagi luka, ada yang tidak sanggup melanjutkan cerita karena berat, dan ada juga yang sedang berbunga bunga.
Lagu yang paling emosional dalam proses penciptaannya adalah ‘See You Next Day, Ayden’. Mereka menyebut bahwa lagu ini menyimpan ketegangan batin yang paling kuat.
“Lagu ini seperti memberikan pesan kepada kami bahwa ikhlas itu berat, menerima apa yang sudah sepatutnya terjadi juga sangat berat,” ucapnya.
| Rapakadabra dan Jejak Romo Mangun dalam Musik Akadama dan The Yoyo Connection |
|
|---|
| Dubyouth dan TerbujurKaku Tabrakkan Trap dan Koplo di 'Basscuxxx' |
|
|---|
| Jumbrong dan Semangat Jalanan yang Menggema sampai Singapura |
|
|---|
| SOPHIE Hadir Lagi dengan Aransemen Baru ‘Kenangan Menyakitkan’ |
|
|---|
| Fakta-fakta Animasi Viral "Ikan Mas Tur Dedari" Karya Mahasiswa MMTC Yogyakarta |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Tiga-Karakter-Tiga-Perspektif-Cinta-di-EP-Terbaru-Prosfora-Bertajuk-Her-Name-Was-Earth.jpg)