Jumbrong dan Semangat Jalanan yang Menggema sampai Singapura

DJ Paws dari Jumbrong mengatakan, mereka akan tampil di panggung Esplanade pada 31 Oktober 2025 mendatang.

Penulis: Santo Ari | Editor: Yoseph Hary W
Istimewa
Personel Jumbrong 

TRIBUNJOGJA.COM - Musik Jogja kembali menembus panggung dunia. Kali ini, giliran Jumat Gombrong atau yang akrab disapa Jumbrong yang bakal tampil di Festival Baybeats 2025 di Singapura

Bukan sekadar membawa lagu, mereka membawa semangat jalanan Jogja, suara yang lahir dari peluh, dari aspal yang panas, dan dari keberanian menjaga kelokalan di tengah arus global.

DJ Paws dari Jumbrong mengatakan, mereka akan tampil di panggung Esplanade pada 31 Oktober 2025 mendatang.

Festival musik internasional itu menjadi ruang bagi mereka menyalakan manifesto tentang bagaimana seni bisa tumbuh dari jalan, dari keringat, dan dari nilai-nilai lokal yang terus hidup.

Di antara dentuman bass dan riuh penonton, Jumbrong ingin menghadirkan lebih dari sekadar musik. Mereka membawa semangat zaman yang keras kepala, yang menolak diam dan terus mencari bentuk baru ekspresi.

Setiap kali Jumbrong naik panggung, penonton akan melihat potret Jogja yang jarang muncul di brosur pariwisata. Bukan hanya romantis dan mistis, tapi juga riuh, keras, dan berani. Kota yang terus melahirkan suara-suara baru dari bawah.

Ciri khas itu hadir dalam suara dan visual mereka, dalam setiap beat, dalam setiap track seperti “Gaman Cangkem” dan “Anthem”, dua single yang melambungkan nama mereka ke permukaan.

Menurut DJ Paws, tampil di salah satu festival musik terbesar di Asia Tenggara bukan hanya soal panggung, tapi juga cara memperluas makna “lokal” di tengah musik global. Mereka menyiapkan pertunjukan yang spesial, pertunjukan yang diharapkan meninggalkan kesan mendalam bagi penonton Baybeats.

“Agenda ini bagian dari visi kami untuk mengenalkan nilai kelokalan lewat sound dan aksen daerah,” ujar DJ Paws.

Festival Baybeats sendiri telah digelar sejak 2002 di Esplanade Theatres on the Bay, Singapura. Festival ini dikenal luas karena menampilkan kolektif lintas genre, dari punk, emo, post-rock, surf rock, elektronik, hiphop, hingga musik bawah tanah dan selalu bisa diakses publik secara gratis.(nto)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved