Apa Itu Matcha dan Resiko Mengonsumsinya yang Perlu Kamu Tahu
Di balik popularitasnya, matcha punya risiko jika berlebihan: gangguan tidur, pencernaan, hingga masalah hati. Waspadai efeknya
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
1. Gangguan Tidur dan Psikologis
Jangan sampai keliru, matcha mengandung kafein tinggi, bahkan bisa menyamai kopi.
Jika dikonsumsi sore atau malam, kafein ini dapat menunda produksi melatonin (hormon tidur).
Akibatnya, dapat muncul insomnia, jantung berdebar, gelisah, hingga rasa panik.
Bagi penderita gangguan kecemasan, kafein dalam matcha justru dapat memperburuk gejala.
Efek “tenang” dari L-theanine tidak selalu mampu menetralkan lonjakan kafein pada individu sensitif.
2. Masalah pada Pencernaan
Kafein yang terkandung dalam matcha merangsang produksi asam lambung.
Terlebih lagi saat matcha diminum saat perut kosong, risiko mual, mulas, atau refluks asam meningkat.
Selain itu, tanin dalam matcha bisa membuat perut terasa kembung dan berat.
Bagi penderita gastritis atau tukak lambung, konsumsi rutin tanpa kontrol meminum matcja justru memperparah kondisi.
3. Gangguan Penyerapan Nutrisi
Tanin dalam matcha mengikat zat besi non-heme dari sumber nabati (sayur, kacang, biji-bijian).
Akibatnya, jika matcha diminum berlebihan tanpa diimbangi pola makan seimbang, risiko anemia defisiensi besi meningkat.
Pada pasien yang minum obat pengencer darah seperti warfarin, vitamin K dapat menurunkan efektivitas obat dan meningkatkan risiko penggumpalan darah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.