Gunung Merapi Luncurkan 9 Awan Panas dalam 2 Hari, Ini Kata BPBD Kabupaten Magelang

Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas vulkanik dengan mengeluarkan rentetan awan panas guguran selama dua hari

Dok. BPPTKG Yogyakarta
AWAS PANAS - Gunung Merapi di perbatasan Jateng-DIY kembali memuntahkan awan panas guguran (APG) Minggu (2/11/2025) sejak pagi hingga sore hari. 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANGGunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas vulkanik dengan mengeluarkan rentetan awan panas guguran selama dua hari berturut-turut, Minggu (2/11/2025) hingga Senin (3/11/2025).

Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), pada Minggu tercatat sebanyak tujuh kali awan panas guguran keluar dari puncak Merapi. 

Aktivitas berlanjut hingga Senin dini hari, dengan dua kali awan panas guguran tambahan.

Masing-masing terjadi pada pukul 00.31 WIB dengan estimasi jarak luncur sejauh 1.500 meter, amplitudo maksimal 73 mm, dan durasi 146 detik ke arah barat daya. 

Kemudian pada pukul 00.37 WIB, awan panas meluncur sejauh 1.200 meter dengan amplitudo maksimal 68 mm dan durasi 106 detik, juga ke arah barat daya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono, mengatakan hingga saat ini dampak aktivitas Merapi masih nihil bagi masyarakat di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

“Arah angin dominan ke selatan–timur. Baru terbaca seperti itu sementara, dan dampak ke masyarakat nihil,” ujarnya, Senin (3/11/2025).

Baca juga: BPBD Klaten Antisipasi Dampak Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi, 3 Desa Sempat Diguyur Hujan Abu

Meski demikian, BPBD Kabupaten Magelang tetap mengimbau masyarakat yang bermukim di lereng Merapi untuk tetap waspada dan siaga menghadapi berbagai kemungkinan.

“Kami imbau masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius bahaya dari puncak Merapi yang ditetapkan BPPTKG, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama,” tambah Edi.

Menurut laporan BPPTKG, potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran yang mengarah ke sektor selatan–barat daya. 

Area berisiko meliputi alur Sungai Boyong dengan jarak maksimal lima kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh tujuh kilometer.

Pada sektor tenggara, potensi bahaya mencakup alur Sungai Woro sejauh tiga kilometer dan Sungai Gendol hingga lima kilometer.

Sementara itu, lontaran material vulkanik apabila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.

Data pemantauan BPPTKG menunjukkan suplai magma di tubuh Gunung Merapi masih terus berlangsung dan berpotensi memicu terjadinya awan panas guguran di dalam kawasan potensi bahaya.

Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di dalam zona berbahaya serta mewaspadai ancaman lahar dan awan panas guguran, terutama saat hujan turun di sekitar Merapi. 

Selain itu, warga juga diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari aktivitas erupsi. BPPTKG menegaskan, apabila terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. 

Gunung Merapi sendiri masih berstatus Siaga (Level III). (tro)
 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved