Antisipasi Bencana Merapi,  BPBD Sleman Siagakan Tim Pemantau hingga Barak

Gunung Merapi (2.930 mdpl) mengalami peningkatan aktivitas vulkanis dengan mengeluarkan awan panas guguran

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Joko Widiyarso
Dok. BPPTKG Yogyakarta
ANTISIPASI BENCANA - Gunung Merapi di perbatasan Jateng-DIY kembali memuntahkan awan panas guguran (APG) Minggu (2/11/2025) sejak pagi. Gunung Merapi (2.930 mdpl) mengalami peningkatan aktivitas vulkanis dengan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak sembilan kali 

 

 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN-- Gunung Merapi (2.930 mdpl) mengalami peningkatan aktivitas vulkanis dengan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak sembilan kali, sejak Minggu 2 November siang hingga Senin 3 November 2025 dini hari. Mengantisipasi potensi bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman sigap melakukan sejumlah langkah antisipasi. Tim pemantauan hingga barak pengungsian disiagakan. 


Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Sleman Bambang Kuntoro mengatakan, meski belum ada dampak signifikan di Sleman dari rentetan semburan awan panas guguran Gunung Merapi tersebut, namun langkah kesiapsiagaan terus dilakukan. Pihaknya telah menyiagakan personel di beberapa titik untuk memantau kondisi wilayah seperti di PGM Kaliurang, Ngrangkah, Tunggularum, hingga Glagaharjo. 


Tim di Pusat Pengendalian Operasi dan Penanggulangan Bencana (Pusdalops) juga disiagakan dalam posisi on call atau siap menerima panggilan kapan saja. 


"Kawan-kawan barak semua stanby via telephone. Masker sudah tersedia di masing-masing padukuhan yang ada di lereng Merapi dan juga di pos-pos pantau," kata Bambang, Senin (3/11/2025). 


Terkait stok masker, Bambang menyebut, di gudang logistik saat ini masih tersimpan 12.000 pcs. Masker siap didistribusikan apabila kondisi Gunung Merapi erupsi. Masker dibutuhkan masyarakat untuk melindungi dari paparan abu vulkanik yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan. 


"Basarnas dan SAR Polda juga semua sudah standby jika terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan," ujar dia. 


Kepala Pelaksana BPBD Sleman, R. Haris Martapa mengatakan pihaknya terus melakukan mitigasi bencana seiring dengan perkembangan situasi Gunung Merapi. Ia memastikan logistik, barak pengungsian hingga ketersediaan masker saat ini dalam kondisi siap dan kebutuhannya mencukupi. Termasuk early warning system atau sistem peringatan dini yang terpasang disepanjang sungai berhulu Merapi dalam kondisi siap. 


"EWS semua hidup dan ada penjaganya," kata dia. 


Sekedar informasi, rentetan fenomena awan panas yang dimuntahkan Gunung Merapi pada awal November ini meluncur dengan jarak maksimum hingga 2.500 meter dan mengarah ke arah barat daya atau Kali Bebeng, Kali Sat/Putih dan Krasak. Selain awan panas, terdapat 19 kali guguran lava pijar ke arah yang sama selama periode luncuran awan panas dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.


Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengungkapkan peningkatan erupsi Gunung Merapi sudah biasa terjadi sepanjang fase erupsi 2021. Menurut dia, yang penting jarak luncuran dan intensitasnya masih aman. Adapun mengenai faktor yang memicu peningkatan erupsi di antaranya karena peningkatan suplai magma dan faktor kestabilan kubah lava. Curah hujan yang tinggi akan dapat mengganggu kestabilan kubah lava. 


"Kejadian tadi malam dan dini hari tadi sepertinya gabungan dari kedua faktor tersebut," ujarnya.

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved