Warga di Sekitar Jembatan Kewek Yogyakarta Dukung Rencana Rehabilitasi

Warga yang tinggal di sekitar Jembatan Kewek menyambut positif dan mendukung rencana Pemkot Yogyakarta lakukan rehabilitasi

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Kondisi terkini Jembatan Kewek yang menghubungkan kawasan Kotabaru dan Malioboro, Kota Yogyakarta. 

Langkah ini diambil menyusul kondisi fisik jembatan legendaris tersebut, yang dinilai sudah sangat memprihatinkan karena termakan usia.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan, kondisi struktur jembatan yang menghubungkan kawasan Kotabaru dan Malioboro itu sudah semakin uzur.

Kekuatan jembatan yang menurun drastis otomatis harus diantisipasi, mengingat volume lalu lintas di atas Jembatan Kleringan teramat padat.

"Jembatan Kleringan itu sudah tua, kekuatannya sekarang tinggal 10 sampai 20 persen saja, sehingga berbahaya," tandasnya, Rabu (19/11/2025).

DIREHAB : Jembatan Kleringan, atau Kewek, yang menghubungkan kawasan Kotabaru dan Malioboro, Kota Yogyakarta. Rencananya Pemerintah Kota Yogya akan merehabilitasi jembatan yang dibangun pada 1920-an tersebut
DIREHAB : Jembatan Kleringan, atau Kewek, yang menghubungkan kawasan Kotabaru dan Malioboro, Kota Yogyakarta. Rencananya Pemerintah Kota Yogya akan merehabilitasi jembatan yang dibangun pada 1920-an tersebut (TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN)

Terkait rencana perbaikan, Wali Kota menyebut, bahwa Detail Engineering Design (DED) untuk rehabilitasi jembatan sebenarnya sudah rampung.

Menurutnya, jika mendapatkan restu dan dukungan anggaran dari pemerintah pusat, pengerjaan fisik bisa dilaksanakan pada tahun depan.

"Itu (anggarannya) bisa sampai Rp12-an miliar. Kami minta ke pusat, minta ke APBN. Sama alternatif ke provinsi juga, tapi masih berjuang," katanya.

Sebagai informasi, Jembatan Kleringan atau Jembatan Kewek memiliki sejarah panjang yang lekat dengan sepak terjang perkembangan Kota Yogyakarta.

Dibangun pada era kolonial Belanda, kisaran 1920-an oleh Nederlands-Indische Spoorwegmaatschappij (NIS), jembatan rampung mulai beroperasi per 1928. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved