Perjalanan Riky ‘Bumi Gede’ Dalang Muda Yogyakarta Menjaga Tradisi Wayang
Ia memimpin upaya untuk menjadikan wayang sebagai sesuatu yang relevan dengan perkembangan zaman.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Dalam perlombaan tersebut, ia berhasil menyabet juara pertama. Titik balik ini membuatnya yakin bahwa pedalangan adalah jalannya.
Rekonstruksi Tradisi Lewat Komunitas
Bagi Riky, pedalangan adalah seni yang harus merangkul semua orang, terlepas dari apakah mereka berasal dari trah (garis keturunan) dalang atau tidak. Riky sendiri melihat bahwa banyak orang non-trah seperti dirinya justru termotivasi untuk menjaga tradisi.
Setelah lulus dari studi S2, Riky menyalurkan idealismenya melalui karya dan komunitas, ia memimpin upaya untuk menjadikan wayang sebagai sesuatu yang relevan dengan perkembangan zaman namun tidak menghilangkan akar.
Ia melanjutkan kepemimpinan di Paguyuban Dalang Sukrakasih, sebuah komunitas dalang muda yang fokus menyajikan pertunjukan tradisi dalam kemasan yang lebih fresh dan menarik.
Komunitas ini menjunjung tinggi semangat anak muda, menawarkan pertunjukan dengan pendekatan musikal kontemporer, penataan cahaya yang modern, serta jalan cerita yang lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Melalui perjuangan komunitasnya, Riky membuktikan bahwa ia bisa mendapatkan pengakuan dari pemerintah dan pusat budaya. Ia dan komunitasnya diundang oleh Kraton Yogyakarta, di mana Sri Sultan Hamengkubuwono X secara langsung memberi restu kepada mereka.
"'Biarlah wayang klasik ada di dalam benteng Kraton, tetapi anak-anak muda dipersilakan berkreasi sebebas-bebasnya di luar untuk menjaga agar wayang tetap hidup,' kata-kata Sri Sultan saat itu seperti memberi jalan,” tutur Riky, Kamis, (20/11/2025).
Saat ini, sebagai ketua Paguyuban Sukra Kasih, Riky terus bergerak, membawa wayang ke ranah yang lebih modern, sambil tetap memastikan bahwa esensi budaya Jawa tetap tersampaikan.
Upaya Riky menjadi simbol nyata dari kegigihan personal, adaptabilitas, dan pemikiran ke depan seorang seniman muda yang masih memeluk erat tradisi dalam gempuran modernitas. (MG|Axel Sabina Rachel Rambing).
Baca juga: Kisah Dalang Perempuan di Yogyakarta, Semangat Lestarikan Budaya Wayang dari Gempuran Zaman
| Menggugah 'Roh' Srandul, Teater Tradisional khas Yogyakarta yang Lama Tertidur |
|
|---|
| Jazz Camp 2025 di ISI Yogyakarta, Merajut Kolaborasi Lintas Negara Lewat Nada dan Irama |
|
|---|
| Delegasi Asia Afrika Belajar Batik di ISI Yogyakarta |
|
|---|
| Menembus Batas, JMMK ke-17 ISI Yogyakarta Hadirkan Kolaborasi Global Sepuluh Negara |
|
|---|
| Kabar Duka, Maestro Pewayangan Tanah Air Ki Anom Suroto Berpulang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Riky-dalang-muda.jpg)