Jazz Camp 2025 di ISI Yogyakarta, Merajut Kolaborasi Lintas Negara Lewat Nada dan Irama
Program tahunan ini dihidupkan kembali oleh Program Studi Penyajian Musik ISI Yogyakarta setelah sempat berhenti beberapa tahun.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
Ringkasan Berita:
- Final Concert ISI Jazz Camp 2025 digelar di Laboratorium Seni ISI Yogyakarta, Kamis (13/11/2025) malam
- Program tahunan ini dihidupkan kembali oleh Program Studi Penyajian Musik ISI Yogyakarta setelah sempat berhenti beberapa tahun.
- Kegiatan ini diikuti sekitar 100 partisipan dari berbagai latar belakang
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Cahaya panggung meredup, lalu suara saxophone terdengar memecah keheningan.
Perlahan, satu per satu alat musik menyusul mengalun.
Begitulah Final Concert ISI Jazz Camp 2025 dibuka di ISI Yogyakarta, menghadirkan suasana akrab antara para musisi dunia dan mahasiswa yang belajar lewat harmoni.
Konser yang digelar di Laboratorium Seni ISI Yogyakarta, Kamis (13/11/2025) malam, menjadi penutup dari rangkaian kegiatan ISI Jazz Camp 2025.
Selama dua hari, para peserta yang datang dari berbagai daerah dan lintas usia berproses bersama dalam ruang belajar yang terbuka, dipandu langsung oleh musisi jazz internasional dari Belanda, Prancis, hingga Amerika Serikat.
Program tahunan ini dihidupkan kembali oleh Program Studi Penyajian Musik ISI Yogyakarta setelah sempat berhenti beberapa tahun.
Sejak awal November, panitia membuka online submission bagi calon peserta yang ingin tampil dalam konser puncak.
Mereka diminta mengunggah video permainan jazz untuk diseleksi.
Setelah itu, kelas daring berlangsung pada 5–6 November, disusul kegiatan Jazz Camp luring pada 12 November di Auditorium Musik ISI Yogyakarta.
Koordinator Program ISI Jazz Camp 2025, Agnestika, menyebut kegiatan ini istimewa karena seluruh rangkaian disiapkan secara mandiri oleh tim internal program studi.
“Tahun ini kami merasa bangga karena Jazz Camp sepenuhnya dirancang dan dilaksanakan oleh tim kami sendiri. Mulai dari perencanaan, konsep, hingga pelaksanaan dilakukan bersama mahasiswa dan dosen,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini diikuti sekitar 100 partisipan dari berbagai latar belakang.
“Pesertanya tidak hanya dari mahasiswa ISI, tetapi juga dari pelajar SD, SMP, SMA, hingga masyarakat umum. Ada yang datang dari luar kota hanya untuk ikut belajar di sini. Itu menunjukkan bahwa jazz mampu menjangkau berbagai kalangan,” tuturnya.
Selama kegiatan, peserta terpilih mengikuti kelas harmoni dan improvisasi yang diampu oleh Bennett Brandeis dan Eef van Breen, kelas aransemen bersama Singgih Sanjaya, serta kelas combo yang memungkinkan mereka tampil dalam kelompok untuk menerima masukan langsung dari para mentor.
| Pemkot Yogya Larang Operasional Angkutan Penumpang Kendaraan Bermotor Roda Tiga, Ini Kata Dishub |
|
|---|
| Delegasi Asia Afrika Belajar Batik di ISI Yogyakarta |
|
|---|
| Menembus Batas, JMMK ke-17 ISI Yogyakarta Hadirkan Kolaborasi Global Sepuluh Negara |
|
|---|
| Soal Potensi Wanita Pimpin Kraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X: Republik Tak Bedakan Pria dan Wanita |
|
|---|
| Riset dan Kebijakan Terpadu Dorong Geopark Jogja Jadi Model Pembangunan Berkelanjutan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Penutupan-ISI-Jazz-Camp-2025.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.