Masih Ada Tiga Siswa Sekolah Rakyat di Yogyakarta Ngotot Ingin Pulang

meski program itu telah berjalan empat bulan, masih ditemukan ada tiga siswa di Sekolah Rakyat yang memiliki keinginan pulang. 

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Yoseph Hary W
Dok. Freepik via kompasiana
ILUSTRASI - Sekolah Gratis 

Sebab keberhasilan pendidikan karakter di Sekolah Rakyat sangat bergantung pada sinergi antara pengasuhan di rumah dan pembinaan di sekolah.

"Peran keluarga itu sangat penting. Orang tua harus mendorong. Kami memotivasi anaknya, orang tuanya juga harus memotivasi," ungkapnya.

Sementara untuk mengantisipasi kekhawatiran soal potensi keterpaparan pada narkoba maupun konten negatif digital, Endang memastikan semua siswa berada dalam pengawasan ketat. 

Standar Operasional Procedure (SOP) kedisiplinan dan sistem pembinaan telah diterapkan secara menyeluruh di Sekolah Rakyat.

Namun demikian, perkembangan teknologi tetap menjadi tantangan. Apalagi anak-anak sangat mudah mengakses informasi, termasuk konten berisiko lewat media sosial (medsos) dan permainan daring.

"Semuanya dalam pengawasan. SOP kedisiplinan sudah diterapkan. Tidak mungkin pengaruh dari luar bisa masuk," ujarnya.

Tidak hanya fokus pada pendidikan anak, lanjut Endang, Dinsos juga memberdayakan keluarga mereka. Orang tua siswadiikutkan dalam program peningkatan usaha hingga penguatan kelompok usaha bersama.

Dukungan ekonomi bagi orang tua tersebut diharapkan dapat berdampak langsung pada kestabilan anak dalam mengikuti pendidikan.

"Anaknya disekolahkan, orang tuanya kita berdayakan, rumahnya diperbaiki. Harapannya pengentasan kemiskinan ini cepat terlayani semuanya, karena miskin itu capek," imbuhnya. (hda)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved