Masih Ada Tiga Siswa Sekolah Rakyat di Yogyakarta Ngotot Ingin Pulang

meski program itu telah berjalan empat bulan, masih ditemukan ada tiga siswa di Sekolah Rakyat yang memiliki keinginan pulang. 

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Yoseph Hary W
Dok. Freepik via kompasiana
ILUSTRASI - Sekolah Gratis 
Ringkasan Berita:
  • Tiga siswa di Sekolah Rakyat Menangah Atas (SRMA) Daerah Istimewa Yogykarta (DIY) tidak betah dan mengaku ingin pulang. 
  • Mereka mengaku tidak kerasan dan kangen ingin pulang ke rumah. 
  • Dinsos DIY berharap tiga siswa yang ingin pulang ini tetap mau melanjutkan pendidikan. Kalau tidak mau di Sekolah Rakyat, mereka bisa memilih melanjutkan ke sekolah formal lainnya

 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sebanyak tiga siswa masih ditemukan tidak betah saat menjalani kegiatan belajar mengajar di Sekolah Rakyat Menangah Atas (SRMA) Daerah Istimewa Yogykarta (DIY) meski sudah berjalan selama empat bulan.

Kepala Dinas Sosial (dinsos) DIY, Endang Patmintarsih di Yogyakarta, mengatakan meski program itu telah berjalan empat bulan, masih ditemukan ada tiga siswa di Sekolah Rakyat yang memiliki keinginan pulang. 

Mereka mengaku tidak nyaman berada di lingkungan yang baru meski sudah berjalan beberapa bulan.

"Pinginnya pulang, tapi masih bingung antara mau sekolah atau tidak. Alasannya kangen rumah, tidak kerasan, itu hal yang biasa," paparnya, disela-sela pelatihan jurnalistik bersama Komdigi, Selasa (18/11/2025).

Menurut Endang, dari total 275 siswa yang masih aktif di dua Sekolah Rakyat di DIY, baik di Sonosewu, Bantul maupun di Kalasan, Sleman, hanya tiga anak yang menunjukkan keinginan untuk pulang. 

Ketiganya terbiasa hidup bebas di luar rumah sehingga tidak merasa nyaman berada di asrama Sekolah Rakyat.

Tiga siswa tersebut berasal dari lingkungan dengan pergaulan yang kurang sehat. 

Karena itu perlu pendekatan lebih intensif agar kembali stabil dan termotivasi untuk melanjutkan pendidikan.

Pendampingan

Dinsos pun akhirnya melakukan pendampingan kepada tiga siswa tersebut. 

Hal itu bukan hanya untuk menyelamatkan masa depan ketiganya namun juga untuk menjaga stabilitas teman-temannya yang sudah menunjukkan perkembangan baik.

"Tiga (siswa) ini kita dampingi terus supaya tidak mengganggu teman-temannya yang lain yang sudah baik. Takutnya nanti mempengaruhi yang lain," tandasnya.

Endang berharap tiga siswa yang ingin pulang ini tetap mau melanjutkan pendidikan. Kalau tidak mau di Sekolah Rakyat, mereka bisa memilih melanjutkan ke sekolah formal lainnya.

"Jangan sampai nanti menyesal. Teman-teman mereka sudah jalan jauh [untuk bersekolah]," tandasnya.

Dinsos, lanjutnya juga melibatkan keluarga guna memperkuat dukungan pada ketiga siswa. 

Sebab keberhasilan pendidikan karakter di Sekolah Rakyat sangat bergantung pada sinergi antara pengasuhan di rumah dan pembinaan di sekolah.

"Peran keluarga itu sangat penting. Orang tua harus mendorong. Kami memotivasi anaknya, orang tuanya juga harus memotivasi," ungkapnya.

Sementara untuk mengantisipasi kekhawatiran soal potensi keterpaparan pada narkoba maupun konten negatif digital, Endang memastikan semua siswa berada dalam pengawasan ketat. 

Standar Operasional Procedure (SOP) kedisiplinan dan sistem pembinaan telah diterapkan secara menyeluruh di Sekolah Rakyat.

Namun demikian, perkembangan teknologi tetap menjadi tantangan. Apalagi anak-anak sangat mudah mengakses informasi, termasuk konten berisiko lewat media sosial (medsos) dan permainan daring.

"Semuanya dalam pengawasan. SOP kedisiplinan sudah diterapkan. Tidak mungkin pengaruh dari luar bisa masuk," ujarnya.

Tidak hanya fokus pada pendidikan anak, lanjut Endang, Dinsos juga memberdayakan keluarga mereka. Orang tua siswadiikutkan dalam program peningkatan usaha hingga penguatan kelompok usaha bersama.

Dukungan ekonomi bagi orang tua tersebut diharapkan dapat berdampak langsung pada kestabilan anak dalam mengikuti pendidikan.

"Anaknya disekolahkan, orang tuanya kita berdayakan, rumahnya diperbaiki. Harapannya pengentasan kemiskinan ini cepat terlayani semuanya, karena miskin itu capek," imbuhnya. (hda)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved