Warga Patangpuluhan Olah Sampah Pakai 10 Biopori Jumbo, Jadi Pilot Project di Kota Yogya
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, yang meninjau langsung lokasi pada Jumat (14/11/25) pagi, memberikan apresiasi tinggi.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
Ringkasan Berita:
- Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo memberikan apresiasi kepada warga RT 18 RW 03 Patangpuluhan, Wirobrajan, yang membuktikan keseriusan dalam mengelola sampah.
- 50 KK di wilayah itu memanfaatkan gudang sampah residu dan 10 titik biopori jumbo
TRIBUNJOGJA.COM - Warga RT 18 RW 03 Patangpuluhan, Kemantren Wirobrajan, Kota Yogyakarta, membuktikan keseriusan dalam mengelola sampah.
Kekompakan 50 Kepala Keluarga (KK) yang memanfaatkan gudang sampah residu dan 10 titik biopori jumbo itu, menjadi percontohan atau pilot project di Kota Pelajar.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, yang meninjau langsung lokasi pada Jumat (14/11/25) pagi, memberikan apresiasi tinggi.
Tingkat rumah tangga
Menurutnya, pengelolaan sampah dari hulu, khususnya di tingkat rumah tangga, merupakan kunci untuk mengurangi volume sampah di hilir.
Dalam kesempatan tersebut, setiap KK diberikan dua ember pemilahan, satu untuk organik dan satu untuk residu, sebagai bagian dari program yang didukung oleh Bank BPD DIY ini.
"Ini implementasi dari program Masyarakat Jogja Olah Sampah atau Mas JOS, yang sejak awal menekankan pemilahan sampah dari rumah," kata Hasto.
"Warga menerjemahkannya dengan berbagai model, dan di sini dibagi ember hitam untuk organik serta ember merah muda untuk residu. Ini sangat bagus," tambahnya.
Ia menyoroti kondisi di mana Kota Yogyakarta saat ini baru mampu mengolah sekitar 190 ton dari total produksi 300 ton sampah per hari.
Model yang diterapkan di RT 18 RW 03 Patangpuluhan, lanjutnya, dapat menjadi contoh konkret, dengan 10 biopori untuk 50 KK, sebagai langkah signifikan pengelolaan sampah terdesentralisasi.
"Kalau semua wilayah seperti ini, persoalan sampah kita hampir selesai. Kami akan terus bergerak dari RT ke RT, RW ke RW supaya sampah terkelola dengan baik," cetusnya.
Pilah sampah
Sementara, Pengurus RT 18 RW 03 Patangpuluhan, Furqon, mengungkapkan, teknisnya di lapangan, warga memiliah limbah menjadi tiga kategori, yakni organik, anorganik, dan residu.
Pembagian dua ember untuk residu per KK pun bertujuan memudahkan pemilahan dan pembuangan ke gudang residu yang telah disediakan.
"Sampah organik dikelola melalui 10 titik biopori yang diisi secara bertahap. Sampah anorganik ditampung di dua keranjang khusus yang sudah berjalan di wilayah RT 18," jelasnya.
"Kami berharap setiap KK membuang sampah sesuai titik yang telah ditentukan. Sampah residu nantinya akan diambil Dinas Lingkungan Hidup bila sudah penuh," urai Furqon. (aka)
| BNPB Bakal Intervensi Cuaca di DIY, BPBD: Demi Tekan Risiko Bencana |
|
|---|
| Liga 4 Regional DIY Resmi Bergulir 2 Desember, Tujuh Klub Siap Adu Kuat |
|
|---|
| Mutiara Ayu ke Semifinal Usai Tumbangkan Wakil Taipei di BNI Indonesia International Challenge 2025 |
|
|---|
| Tuntutan Serikat Buruh hingga Kenaikan UMK dari Tahun ke Tahun di Sleman |
|
|---|
| Cakupan Masih 63 Persen, BPJS Ketenagakerjaan Yogyakarta Genjot Kepesertaan BPU |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Warga-Patangpuluhan-Olah-Sampah-Pakai-10-Biopori-Jumbo-Jadi-Pilot-Project-di-Kota-Yogya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.