Perubahan Iklim dan Cuaca Ekstrem Picu Bencana, Pakar UGM Dorong Mitigasi dan Modifikasi Cuaca
Cuaca ekstrem diprediksi bisa berpotensi memicu risiko bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
“Ronda lingkungan setelah hujan penting dilakukan untuk mengamati tanda-tanda tersebut sehingga langkah penanganan bisa segera diambil,” katanya.
Ia menekankan bahwa upaya mitigasi bencana tidak dapat dilakukan secara terpisah.
Relokasi warga dari daerah rawan dan pembangunan infrastruktur pengendali air perlu dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, masyarakat, dan media massa.
Salah satu solusi efektif, menurutnya, adalah penerapan teknologi modifikasi cuaca.
“Salah satu penyebab utama banjir dan longsor adalah curah hujan yang sangat tinggi. Karena itu, modifikasi cuaca merupakan salah satu upaya yang efektif untuk mencegah terjadinya bencana,” ujarnya.
Wahyu menegaskan bahwa perubahan iklim global tidak dapat dihindari, tetapi masyarakat harus mampu beradaptasi terhadap dampaknya.
Menghindari pembangunan di kawasan rawan banjir dan longsor, baik secara permanen maupun sementara, menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko. (*)
| Polres Kulon Progo Ikut Bersiaga Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi, Terjunkan 350 Personel |
|
|---|
| Dukung Mitigasi Bencana, Eko Suwanto Desak Pemda DIY Lakukan Konsolidasi Antarlembaga |
|
|---|
| Antisipasi Cuaca Ekstrem, BPBD Kota Yogyakarta Pastikan 26 EWS Berfungsi Normal |
|
|---|
| Tragedi Pulang Sekolah di Bogor, Atap Ruang Kelas Ambruk Tertimpa Pohon Tumbang, 42 Siswa Luka |
|
|---|
| BPBD Gunungkidul Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi hingga Januari 2026 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.